![]() |
| Bollard Dermaga | MPM Perkasa |
Bollard Dermaga : Panduan Lengkap, Jenis, Fungsi, Standar, dan Cara Memilih
Di jantung
setiap operasi maritim global, ada satu komponen yang bekerja sebagai penahan
kekuatan diam yaitu Bollard Pelabuhan. Bukan sekadar tiang baja, bollard adalah
titik koneksi terakhir yang memastikan kapal-kapal raksasa tetap aman dan
stabil di dermaga, menahan gaya tarik ribuan ton dari angin, arus, dan ombak.
Pemasangan,
penempatan, atau pemilihan sistem bollard yang tidak sesuai standar teknis di
pelabuhan menghadirkan risiko besar berupa kerusakan serius pada struktur
dermaga dan kapal yang ditambatkan. Ketika bollard gagal menahan beban tarik
ekstrem dari tali kapal yang sering dipicu oleh gelombang besar, angin kencang,
atau pasang surut kegagalan tersebut dapat menyebabkan bollard tercabut,
fondasi dermaga retak, atau tali putus, mengakibatkan kapal bergerak tidak
terkendali dan berpotensi menabrak dermaga atau kapal lain. Konsekuensi
langsung dari kerusakan fisik ini adalah downtime operasional yang signifikan;
dermaga yang rusak harus segera ditutup untuk perbaikan dan inspeksi
keselamatan, sementara kapal yang terkena dampak membutuhkan waktu perbaikan,
yang secara kolektif mengganggu jadwal logistik dan menyebabkan kerugian
finansial yang besar akibat hilangnya pendapatan dan biaya pemulihan.
![]() |
| Bollard Dermaga | MPM Perkasa |
Apa itu Bollard Dermaga?
Bollard Pelabuhan adalah struktur vital di setiap fasilitas maritim, berupa pilar atau
tiang baja cor yang dipasang secara permanen di sepanjang dermaga, jetty,
atau dolphin. Fungsi utamanya adalah menyediakan titik penambatan yang
kokoh dan aman untuk tali tambat kapal. Komponen ini dirancang untuk menahan
gaya tarik (pull force) yang dihasilkan oleh kapal yang ditambatkan,
termasuk tekanan dari angin, arus laut, ombak, dan manuver sandar. Kekuatan bollard
diukur dalam Load Rating (kapasitas beban tarik) dalam satuan ton, yang harus
dipilih secara akurat sesuai dengan ukuran dan tonase kapal terbesar yang akan
dilayani oleh dermaga tersebut.
Kualitas
Bollard Dermaga sangat bergantung pada materialnya, umumnya menggunakan Besi
Cor (Cast Iron) atau Baja Cor (Cast Steel), yang dipilih karena
ketahanan mekanis dan daya tahannya di lingkungan laut yang korosif. Pemilihan
tipe bollard (seperti Bitt, Tee, atau Curve) dan load
rating yang tepat adalah kunci untuk menjaga stabilitas kapal selama proses
bongkar muat dan mencegah kegagalan struktural pada dermaga, menjadikannya
elemen fundamental dalam keselamatan operasional pelabuhan. Juga untuk mengoptimalkan
penanganan tali tambat dan efisiensi ruang di dermaga. Pemilihan dan kualitas
material, termasuk lapisan anti-korosi, sangat krusial untuk memastikan bollard
dapat menjaga keselamatan operasional dan integritas dermaga selama umur
layanannya
Prinsip Kerja
Secara
prinsip kerja, sistem tambatan ini memanfaatkan sifat elastis tali kapal—yang
meregang seperti pegas sesuai Hukum Hooke (F = k
. x) dan menghasilkan gaya tarik (F) dan menjadikan
Bollard sebagai titik tumpu yang kaku yang bertugas menerima dan menahan
seluruh gaya tarik tersebut tanpa mengalami kegagalan. Oleh karena itu,
pemasangan Bollard dilakukan secara strategis dan permanen menggunakan baut
angkur pada fondasi dermaga beton yang sangat kokoh, dengan jarak interval
tertentu di sepanjang tepi dermaga, demi mendistribusikan beban tambatan secara
merata dan aman.
![]() |
| Bollard Dermaga | MPM Perkasa |
Apa saja Fungsi dari Bollard pada Pelabuhan ini?
Bollard Pelabuhan adalah komponen penting dalam sistem tambatan kapal yang berfungsi menjaga stabilitas dan keamanan kapal saat bersandar. Dengan desain yang kokoh dan material berkualitas tinggi, bollard menjadi pilihan utama untuk pelabuhan modern yang memprioritaskan keselamatan dan efisiensi operasional.
Menjadi Titik Tambat Kapal yang Paling Aman
Bollard berfungsi sebagai titik pengikat tali kapal (mooring line) untuk memastikan kapal tetap berada di posisi yang stabil selama proses bongkar muat, pengisian bahan bakar, ataupun saat kapal berlabuh dalam jangka panjang.
Menahan Gaya Tarik Ekstrem dari Kapal
Didesain
dengan kapasitas beban puluhan hingga ratusan ton, bollard mampu menahan gaya
tarik besar akibat angin, arus, dan gelombang. Inilah yang menjadikan bollard
sebagai penopang utama keselamatan tambatan di area pelabuhan.
3. Menjaga Kapal Tetap Stabil dalam Berbagai Kondisi Cuaca
Bollard
yang tepat akan membantu menahan gerakan kapal, baik gerakan ke samping maupun
maju-mundur. Stabilitas ini sangat penting agar kapal tidak menabrak dermaga
dan kegiatan operasional tetap berjalan lancar.
4. Mendukung Kelancaran Operasional Pelabuhan
Dengan
adanya bollard berkapasitas tinggi, aktivitas seperti:
- bongkar muat
peti kemas
- naik-turun
penumpang
- suplai
logistik dan bahan bakar
dapat dilakukan lebih cepat, aman, dan efisien.
5. Mendukung Tambatan Beragam Jenis Kapal
Mulai dari
kapal kargo, kapal tanker, kapal penumpang hingga tugboat—semuanya dapat
ditambatkan menggunakan bollard yang sesuai kapasitas. Ini membuat pelabuhan
lebih fleksibel dalam menerima berbagai jenis armada.
![]() |
| Bollard Dermaga | MPM Perkasa |
Jenis-jenis Bollard Dermaga
Pemilihan
jenis bollard ini bergantung dengan kondisi dari dermaga, mulai dari kapal apa
saja yang bersandar, dan juga termasuk dalam pelabuhan sibuk atau cargo.
Bollard ini memiliki berbagai macam bentuk, yaitu bollard tipe bitt,
bollard tipe tee, dan juga bollard tipe curve.
![]() |
| Bollard Dermaga Bitt | MPM Perkasa |
1. Bollard Dermaga tipe Bitt
Bitt
Bollard Pelabuhan, yang sering disebut juga bollard pion, merupakan jenis bollard
dengan dua tiang vertikal yang kuat dan terhubung pada bagian atas atau
bawahnya. Desain ini membedakannya dari bollard standar yang biasanya hanya
memiliki satu tiang. Struktur ganda tersebut membuat tali kapal dapat diikat
dari dua arah sekaligus.
Bitt
Bollard Dermaga diproduksi dalam berbagai ukuran dan biasanya menggunakan
material baja tahan karat atau besi cor berkualitas tinggi. Bahan ini
memastikan bollard mampu menahan cuaca ekstrem, korosi, serta beban berat dari
kapal yang ditambatkan.
| Tabel Standar dari Bollard Bitt |
Karakteristik Teknis dari Bollard Bitt
Bitt
Bollard Pelabuhan merupakan bollard dengan desain dua tiang vertikal yang kokoh
dan sering terhubung pada bagian atas atau bawahnya untuk meningkatkan
stabilitas. Bitt Bollard memiliki kekuatan menahan tambatan yang tinggi, dengan
kapasitas mooring mulai dari 10–200 ton atau lebih, sehingga mampu menahan gaya
tarik besar akibat angin, arus, dan gelombang kapal. Bollard ini umumnya
terbuat dari material cast steel, ductile iron, atau besi cor, dan dilengkapi
lapisan pelindung seperti marine coating atau galvanis agar tahan terhadap
korosi dan cuaca laut.
Sistem
pemasangan menggunakan anchor bolts bermutu tinggi dengan base plate yang
dirancang untuk menyalurkan beban ke struktur dermaga secara aman. Dengan
permukaan anti-slip dan ketebalan struktur yang tahan deformasi, Bitt Bollard
kompatibel dengan berbagai jenis tali dan ideal untuk tambatan kapal besar.
Desainnya mengikuti standar internasional seperti PIANC, BS 6349, atau OCIMF,
serta memiliki perawatan yang mudah karena konstruksinya yang sederhana dan
kuat.
![]() |
| Bollard Dermaga Bitt | MPM Perkasa |
Keunggulan dari Bollard Bitt
Berikut
keunggulan bollard bitt yang membuatnya banyak digunakan di pelabuhan dan
dermaga:
1.
Desain Sederhana dan Hemat Ruang
Bollard
bitt memiliki satu tiang pusat sehingga bentuknya lebih kompak. Ini sangat
cocok untuk dermaga dengan ruang terbatas atau area yang tidak membutuhkan
bollard besar.
2.
Biaya Produksi dan Instalasi Lebih Ekonomis
Dengan
desain yang lebih sederhana, bitt bollard umumnya lebih murah dalam hal
material, produksi, pengiriman, dan pemasangan. Menjadi pilihan efisien untuk
pelabuhan menengah dan kecil.
3.
Mudah Digunakan oleh Awak Kapal
Satu
tiang membuat proses melilitkan dan melepaskan tali menjadi lebih cepat dan
tidak membingungkan, terutama untuk kapal kecil atau tim mooring dengan
intensitas kerja tinggi.
4.
Cocok untuk Tarikan Arah Tunggal hingga Menengah
Bitt
bollard sangat efektif untuk gaya tarik yang dominan ke satu arah atau tidak
terlalu kompleks. Ini menjadikannya ideal untuk dermaga dengan kondisi perairan
yang relatif tenang atau kapal yang tidak terlalu besar.
5.
Struktur Kuat untuk Kapasitas Ringan hingga Sedang
Meskipun
bentuknya sederhana, Bollard bitt
biasanya dibuat dari cast steel/cast iron yang cukup kuat untuk menahan beban
mooring kelas menengah. Tentu lebih ekonomis dibanding bollard ganda untuk
kebutuhan serupa.
6.
Perawatan Lebih Mudah
Dengan
bentuk yang lebih sedikit celah dan tanpa dua kepala seperti double bitt,
proses inspeksi dan perawatan menjadi lebih mudah dan cepat.
Keterbatasan dari Bollard Dermaga tipe Bitt
Berikut
adalah Keterbatasan dari Bitt Bollard:
1. Kapasitas Tali Terbatas: Hanya memiliki satu kolom, sehingga
daya tampung tali sedikit dan tidak memungkinkan pemisahan tali (line
separation) untuk manajemen beban yang fleksibel seperti pada Double
Bitt.
2. Bukan untuk Beban Ekstrem: Kurang efisien secara struktural
untuk menahan beban ultra-tinggi. Umumnya hanya direkomendasikan untuk
kapasitas hingga 100 Ton, sehingga tidak cocok untuk kapal raksasa.
3. Risiko Tali Terlepas: Desain kepala yang relatif kecil
(dibandingkan Tee Bollard) meningkatkan risiko tali meluncur lepas ke
atas, terutama saat sudut tarik tali menjadi sangat curam atau vertikal akibat
pasang surut.
4. Potensi Keausan Tali: Penumpukan tali pada satu kolom
tunggal dapat menyebabkan gesekan antar tali yang tinggi, mempercepat kerusakan
serat tali tambat
![]() |
| Desain 3D Bollard Bitt |
Lokasi yang Cocok untuk Menggunakan Bollard tipe Bitt
Berikut
pengaplikasian yang paling cocok untuk Bitt Bollard:
Ø Dermaga Kapal Kecil hingga Menengah
Ø Area Pelabuhan dengan Ruang Terbatas
Ø Dermaga dengan Gaya Tarikan yang Tidak
Kompleks
Ø Fasilitas Industri Ringan dan Terminal
Sungai
Ø Aplikasi Komersial dan Privat
Ø Penggunaan Tambahan sebagai Bollard
Penopang
Berbagai Ukuran dari Bollard Bitt
- Kapasitas 5 Ton: Bollard tipe Bitt dengan kapasitas 5 ton cocok untuk kapal kecil atau kapal-kapal dengan muatan ringan. Meskipun kapasitasnya relatif kecil, tiang sandar ini masih dapat memberikan keamanan yang memadai untuk kapal dalam kondisi normal atau dalam cuaca cerah.
- Kapasitas 10 Ton: Bollard tipe Bitt dengan kapasitas 10 ton lebih tangguh dan mampu menahan kapal dengan muatan sedang. Mereka sering digunakan untuk kapal-kapal komersial kecil dan kapal angkut barang ringan.
- Kapasitas 25 Ton: Untuk kapal-kapal dengan muatan sedang hingga berat, bollard tipe Bitt dengan kapasitas 25 ton menjadi pilihan yang lebih baik. Mereka dapat memberikan keamanan yang cukup saat kapal terkena beban atau gaya eksternal yang lebih besar.
- Kapasitas 35 Ton: Bollard tipe Bitt dengan kapasitas 35 ton cocok untuk kapal-kapal yang memiliki muatan berat atau berkapasitas tinggi. Mereka memberikan keamanan yang lebih tinggi dan dapat menahan gaya tarik yang signifikan.
- Kapasitas 50 Ton: Bollard tipe Bitt dengan kapasitas 50 ton mampu menahan kapal-kapal besar dengan muatan berat. Mereka umumnya digunakan pada pelabuhan besar dan dermaga yang sering menerima kapal-kapal pengangkut kargo berat.
- Kapasitas 70 Ton: Kapasitas bollard tipe Bitt yang mencapai 70 ton sangat berguna untuk kapal-kapal tanker atau kapal-kapal besar dengan muatan yang sangat berat. Mereka memberikan keamanan tambahan dan kemampuan menahan beban yang signifikan.
- Kapasitas 100 Ton: Bollard tipe Bitt dengan kapasitas 100 ton dapat menangani kapal-kapal besar seperti kapal penumpang atau kapal kargo raksasa dengan muatan berat. Mereka digunakan di pelabuhan yang melayani kapal-kapal kelas dunia.
- Kapasitas 150 Ton: Bollard tipe Bitt dengan kapasitas 150 ton adalah opsi ideal untuk kapal-kapal besar seperti kapal kargo dan kapal-kapal tanker dengan muatan berat. Mereka menawarkan keamanan dan keandalan yang tinggi dalam mengamankan kapal dengan muatan maksimum.
- Kapasitas 200 Ton: Bollard tipe Bitt dengan kapasitas 200 ton mampu menangani
kapal-kapal super tanker atau kapal-kapal besar lainnya dengan muatan berat
yang sangat signifikan. Mereka umumnya digunakan di pelabuhan yang melayani
kapal-kapal dengan tonase tinggi.
Bollard Tee (Tee Head Bollard)
Bollard
Pelabuhan tipe Tee (T-Head) memiliki desain khas dengan kepala berbentuk huruf
“T” yang lebar di bagian atas satu tiang utama, memberikan area lilit tali yang
luas dan stabil. Bentuk ini memungkinkan tali ditambatkan dari berbagai arah,
sehingga mampu menahan gaya tarik multi-arah yang umum terjadi pada pergerakan
kapal. Dibuat dari material kuat seperti cast steel atau ductile cast iron dan
dipasang pada base plate dengan anchor bolt, bollard tipe Tee dirancang untuk
menangani beban tambat yang besar dengan ketahanan lama di lingkungan laut.
Desainnya yang sederhana namun kokoh menjadikannya pilihan ideal untuk dermaga
yang menangani kapal berukuran medium hingga besar.
Bollard tipe Tee Secara Teknis
Bollard tipe Tee (T-Head Bollard) merupakan salah satu jenis bollard yang paling banyak
digunakan di fasilitas pelabuhan karena bentuk kepalanya yang menyerupai huruf
“T”. Bentuk ini memberikan area pengikatan tali yang lebih lebar dan aman,
sehingga mampu menahan tarikan dari berbagai arah tanpa risiko slip. Badannya
terbuat dari material cor kuat seperti cast steel atau ductile iron, yang
dirancang untuk menahan gaya tarik, geser, dan momen puntir besar dari kapal
yang bersandar.
Secara
kapasitas, bollard Tee tersedia dalam beberapa kelas Safe Working Load (SWL)
mulai dari 15 ton untuk dermaga kecil hingga lebih dari 200 ton untuk pelabuhan
besar yang melayani kapal berukuran besar. Dimensi seperti tinggi bollard,
ukuran kepala “T”, diameter badan, dan jumlah baut pengikat disesuaikan dengan
kelas beban tersebut. Pemasangannya dilakukan pada fondasi beton menggunakan
anchor bolts atau base plate khusus, sehingga mampu memberikan kestabilan
jangka panjang.
Bollard
Tee ini bekerja di garis depan aktivitas maritim menahan beban kapal besar yang
ditambatkan, berhadapan langsung dengan terpaan air laut, garam, dan sinar UV
setiap hari. Jika salah memilih atau merawat, umur Bollard Dermaga bisa anjlok
dari 25 tahun menjadi hanya 5–7 tahun saja.
Selain
itu, bollard Tee dirancang untuk bertahan di lingkungan laut yang keras.
Permukaannya dilapisi coating marine grade seperti epoxy atau polyurethane agar
tahan terhadap korosi akibat air laut dan cuaca. Dengan mengikuti standar
internasional seperti PIANC, BS 6349, atau OCIMF, bollard tipe Tee tidak hanya
memberikan kekuatan struktural, tetapi juga ketahanan operasional hingga
puluhan tahun dengan perawatan minimal.
![]() |
| Tee Bollard | MPM Perkasa |
Keunggulan dari Bollard Tee
1.
Dapat Menahan Beban dari Banyak Arah
Desain
kepala berbentuk “T” memungkinkan tali kapal ditarik dari berbagai sudut tanpa
mengurangi kekuatan pengikatan. Ini memberikan fleksibilitas tinggi saat kapal
melakukan manuver atau saat terjadi perubahan haluan akibat angin, arus, atau
pasang surut.
2.
Area Pengikatan Lebih Luas dan Aman
Kepala
“T” memiliki permukaan lebar yang membuat tali tidak mudah tergelincir. Kapal
dapat menggunakan satu atau beberapa tali sekaligus tanpa risiko slip.
3.
Kapasitas Beban Tinggi
Bollard
Tee tersedia dalam kapasitas 10 hingga 200+ ton, menjadikannya cocok untuk
berbagai ukuran kapal, termasuk kapal kontainer, tanker, dan kapal besar
lainnya.
4.
Stabilitas Sangat Baik
Struktur
kokoh dan bentuk kepala yang simetris membuat bollard ini sangat stabil, baik
untuk beban statis maupun dinamis. Stabilitas ini juga didukung oleh fondasi
yang kuat dan distribusi beban yang merata.
5.
Tahan Abrasi dan Korosi
Material
baja cor atau besi cor ulet, ditambah pelapisan marine coating, menjadikan
bollard Tee sangat tahan terhadap abrasi dari gesekan tali serta korosi akibat
air laut.
6.
Cocok untuk Beban Berat (Rasio E/R Baik)
Bollard
Tee memiliki rasio energi terhadap gaya reaksi (E/R) yang baik, sehingga mampu
menyerap energi besar tanpa memberikan gaya berlebih pada struktur dermaga.
7.
Umur Pakai Panjang
Dengan
material berkualitas dan perawatan yang tepat, bollard Tee dapat bertahan 10–20
tahun atau lebih, menjadikannya pilihan ekonomis untuk investasi jangka
panjang.
Keterbatasan dari Bollard Tee
- Masalah Penumpukan Tali (Line
Burying):
Kelemahan operasional terbesar. Jika dua tali dipasang bertumpuk pada satu Tee
Bollard, tali yang berada di bawah tidak dapat dilepas sebelum tali di
atasnya dilepas. Ini mengurangi fleksibilitas dan keamanan dalam situasi
darurat dibandingkan tipe Double Bitt yang memisahkan tali.
- Kapasitas Jumlah Tali Terbatas: Hanya memiliki satu kolom leher.
Tidak dirancang untuk menampung banyak tali (lebih dari 2) secara bersamaan
karena risiko tali terjepit dan rusak.
- Tidak Ada Redundansi: Bertumpu pada satu kolom struktur
tunggal. Jika kolom tersebut mengalami kegagalan (patah), titik penambatan
hilang sepenuhnya. Berbeda dengan Double Bitt yang memiliki dua kolom.
- Kurang Efisien untuk Kapal Kecil: Untuk aplikasi dermaga feri atau kapal kecil dengan frekuensi sandar tinggi, desain kepala T yang besar seringkali berlebihan (overkill), memakan biaya lebih tinggi, dan proses melilitkan tali tidak secepat pada tipe Curve atau Bitt.
![]() |
| Desain 3D Tee Bollard |
Pengaplikasian yang Cocok untuk Bollard Tee
Bollard
Tipe Tee adalah spesialis beban berat (heavy-duty) yang dirancang untuk
menahan gaya tarik ekstrem dan sudut tali yang sulit. Tipe ini paling cocok
digunakan pada:
1. Terminal Peti Kemas (Container
Terminals):
o Ideal karena hemat ruang (compact
footprint), memberikan area gerak lebih luas untuk Gantry Crane dan
truk di apron dermaga.
o
Mampu
menahan lonjakan beban tarik akibat angin kencang pada kapal yang memuat
tumpukan kontainer tinggi.
2. Terminal Minyak & Gas (Oil
& Gas Jetties):
o
Wajib
untuk keamanan tinggi. Desain kepala "T" berfungsi sebagai penghenti
fisik (stopper) yang mencegah tali terlepas ke atas saat sudut tali
menjadi sangat curam (vertikal) ketika kapal kosong atau air pasang tinggi.
3. Dermaga Curah Kering (Dry Bulk
Terminals):
o
Cocok
untuk menangani kapal Bulk Carrier raksasa. Material Cast Steel dari MPM
Perkasa memberikan ketahanan benturan yang tinggi terhadap operasional bongkar
muat yang kasar.
4. Pelabuhan dengan Pasang Surut Ekstrem:
o Sangat efektif di perairan dengan selisih pasang surut tinggi (3-5 meter). Bentuk "bibir" pada kepala T memastikan tali tetap terkunci aman meskipun posisi kapal jauh lebih tinggi dari dermaga
Ukuran Standar dari Bollard Tee
Di
Indonesia, tidak ada satu dimensi fisik tunggal yang dianggap sebagai
"standar" untuk bollard Tee. Sebaliknya, standar utama bollard
ditentukan berdasarkan kapasitas tarik (Safe Working Load/SWL) atau beban
nominal yang harus mampu ditahan oleh bollard tersebut. Dimensi fisik
(tinggi, lebar kepala, ukuran dasar, dan jumlah/ukuran baut angkur) akan
menyesuaikan dengan kapasitas tarik tersebut.
Berikut
adalah kisaran dan standar kapasitas utama untuk Bollard Tipe Tee yang
digunakan di Pelabuhan Indonesia:
1.
Kapasitas Tarik Standar (Safe Working Load - SWL)
Kapasitas
tarik adalah spesifikasi terpenting dari sebuah bollard. Kapasitas ini
ditentukan berdasarkan jenis, ukuran, dan berat kapal terbesar yang
direncanakan akan ditambatkan di dermaga tersebut.
| Tabel Standar dari Bollard Tee |
Kisaran
Kapasitas Umum Bollard Tee di Indonesia:
|
Kapasitas Nominal
(Ton) |
Jenis Penggunaan
Umum di Pelabuhan |
|
15 Ton |
Dermaga kecil, dermaga kapal pandu, kapal
nelayan, atau kapal wisata. |
|
30 Ton - 50 Ton |
Dermaga umum, kapal feri, kapal kargo kecil
hingga menengah. |
|
80 Ton - 100 Ton |
Dermaga kargo peti kemas (kontainer), kapal
kargo besar (Handymax). |
|
150 Ton - 200 Ton |
Dermaga kapal tanker, kapal curah (bulk
carrier), dan kapal Post-Panamax. |
Kapasitas yang Paling Sering Diproduksi dan Digunakan:
- 25 Ton, 50
Ton, 100 Ton, dan 150 Ton
adalah kapasitas yang paling umum ditemukan untuk bollard Tee di berbagai
pelabuhan komersial di Indonesia.
2. Material
Standar
Bollard Tee
di Indonesia, sesuai dengan praktik konstruksi maritim yang baik, umumnya
dibuat dari:
- Besi Cor (Cast
Iron): Biasanya Grey Cast Iron
atau Besi Cor Nodular (Ductile Iron) yang memiliki ketahanan
tarik dan lentur lebih baik, menjadikannya pilihan utama untuk bollard
beban tinggi.
- Baja Cor (Cast
Steel): Digunakan untuk kapasitas yang
sangat besar atau jika diperlukan ketahanan terhadap benturan yang lebih
tinggi.
Semua
bollard harus melalui proses finishing berupa lapisan anti-korosi
(misalnya, hot-dip galvanizing atau marine-grade epoxy coating)
untuk memastikan daya tahan jangka panjang terhadap lingkungan air laut yang
korosif.
3. Standar
Acuan
Di
Indonesia, spesifikasi teknis dan desain dermaga seringkali mengacu pada
standar nasional seperti SNI dan pedoman teknis dari Kementerian
Perhubungan atau Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Selain itu, desain bollard juga kerap mengikuti standar internasional seperti BS
(British Standard) atau rekomendasi dari organisasi maritim global.
![]() |
| Bollard Curve | MPM Perkasa |
Bollard Curve
Curve bollard adalah jenis
bollard dermaga yang memiliki bentuk kepala melengkung (curved /
hook-shaped head) yang dirancang khusus untuk menerima, menahan, dan
mengarahkan gaya tarik dari tali mooring kapal. Dibandingkan bollard tipe lurus
(straight bollard) atau bollard tipe tee, bentuk melengkung memberikan beberapa
manfaat mekanis yang signifikan, terutama dalam pengaturan tali di lingkungan
maritim yang dinamis.
Secara
struktural, curve bollard memiliki profil lengkung yang membantu tali
“mengunci” secara alami setelah dililitkan, sehingga tali tidak mudah melompat
atau terlepas saat terjadi perubahan mendadak pada tension, seperti ketika
kapal bergerak akibat arus, angin, atau gelombang. Desain ini memungkinkan gaya
tarik dari tali didistribusikan secara lebih merata di sepanjang permukaan
kepala bollard, mengurangi potensi kerusakan baik pada tali maupun pada
struktur bollard itu sendiri.
Tipe
bollard ini sangat populer di Asia Tenggara, terutama karena cocok untuk
kondisi pelabuhan yang dinamis, arus pasang-surut, dan penggunaan kapal kecil
hingga menengah. Desainnya yang adaptif, kuat, dan mudah dioperasikan
menjadikannya pilihan umum di banyak pelabuhan regional.
![]() |
| Bollard Curve | MPM Perkasa |
Keunggulan Bollard Curve
Bollard Curve memiliki
bentuk kepala melengkung yang menyerupai “swan-neck”, menjadikannya salah satu
tipe bollard paling khas dan fungsional di pelabuhan Asia. Selain keunggulan
teknis, tipe ini juga memiliki nilai estetika yang membuatnya tetap populer di
banyak pelabuhan tradisional maupun modern.
1) Selaras dengan Estetika
Tradisional Pelabuhan Asia
Salah satu keunggulan yang jarang
dibahas tetapi sangat nyata adalah bahwa bollard curve menyatu secara visual
dengan karakter pelabuhan Asia.
- Banyak pelabuhan lama di Asia Tenggara dan Asia Timur
menggunakan bollard melengkung sejak era kolonial dan perdagangan
regional.
- Bentuknya yang organik dan tidak kaku menciptakan “heritage
look” yang cocok dengan dermaga tradisional, arsitektur pelabuhan tua,
dan area tambat perahu rakyat.
- Pelabuhan modern pun tetap mempertahankannya karena
memberikan kesan ramah, familiar, dan tidak terlalu industrial.
Dengan demikian, curve bollard
memiliki nilai estetika tambahan yang tidak ditemukan pada bollard tipe
tee atau bollard kotak yang cenderung terlihat teknis dan kaku.
2) Stabil terhadap Sudut Tarik
yang Berubah
Karena kepala melengkung
mengarahkan tali ke posisi yang stabil, bollard curve unggul untuk lokasi yang
sering mengalami:
- arus pasang-surut,
- pergeseran posisi kapal,
- perubahan line angle.
Keunggulan ini sangat relevan di
pelabuhan Asia yang banyak berada di muara sungai atau perairan dangkal yang
dinamis.
3) Mengurangi Gesekan dan
Keausan Tali (Reduced Line Chafing)
Lekukan halus pada area curve
menciptakan permukaan kontak yang lebih lembut dan merata, sehingga tali tidak
cepat rusak.
- Minim sudut tajam → tali tidak memotong sendiri
- Tekanan lebih tersebar → tali lebih awet
- Cocok untuk tali sintetis yang banyak dipakai kapal
regional
Ini menjadi keunggulan signifikan
dibandingkan bollard tipe flat-top atau tee yang memiliki sisi tajam atau
bidang datar sempit.
4) Penguncian Tali yang Lebih
Aman
Bentuk swan-neck memberi efek
seperti “guide” yang membuat tali secara otomatis duduk dan terkunci setelah
dililitkan.
- Risiko slip lebih rendah
- Aman saat kapal bergerak oleh arus
- Cocok untuk mooring cepat di dermaga ramai
Ini membuat curve bollard lebih
praktis dalam operasi nyata.
5) Desain Kompak untuk Dermaga
Sempit
Bollard curve biasanya lebih
ringkas dan efisien ruang dibandingkan tee bollard atau bitt bollard.
- Cocok untuk pelabuhan kecil, dermaga sungai, atau
dermaga lama
- Mengurangi gangguan pada area jalan dermaga
- Memungkinkan pemasangan dalam jumlah lebih banyak
pada ruang terbatas
Kompak namun tetap kuat adalah
kombinasi yang disukai operator pelabuhan di Asia.
6) Standar yang Sudah Terbukti
dan Mudah Ditemukan di Asia
Karena telah digunakan sejak lama
di banyak pelabuhan Asia, tipe ini:
- mudah diproduksi lokal,
- harga lebih kompetitif,
- suku cadang atau penggantian lebih mudah diakses,
- kompatibel dengan kebiasaan dan SOP mooring di kawasan tersebut.
Kelemahan Bollard Curve
1. Kompleksitas Struktural
pada Kapasitas Moderat-Tinggi
Pada kapasitas beban moderat
hingga tinggi (misalnya 100 Ton ke atas), desain kurva pada bollard menghadapi
tantangan fisika yang lebih berat dibandingkan bollard tipe Pillar tegak
lurus.
- Peningkatan Lengan Momen (Moment Arm): Bentuk
kurva atau leher yang menonjol ke depan menciptakan "lengan
momen" yang lebih panjang. Saat kapal menarik dengan beban tinggi,
tegangan yang diterima di dasar baut angkur (anchor bolts) menjadi jauh
lebih besar secara eksponensial, bukan linear.
- Risiko Deformasi: Pada Safe Working Load
(SWL) yang tinggi, bagian leher kurva menjadi titik paling kritis.
Jika material casting atau fabrikasi tidak sempurna, risiko deformasi
plastis di area lengkungan leher lebih tinggi dibandingkan tipe Pillar
yang menyalurkan beban lebih vertikal.
2. Tantangan Fabrikasi:
Welding Kompleks pada Curve
Jika bollard ini dibuat melalui
fabrikasi (baja pelat) dan bukan cast iron (cor), atau jika melibatkan
perbaikan/penyambungan, aspek pengelasan menjadi kelemahan utama:
- Kesulitan Akses dan Sudut: Melakukan
pengelasan pada permukaan yang melengkung (curve) dengan ketebalan pelat
untuk kapasitas tinggi sangatlah sulit. Juru las (welder) harus menjaga
sudut elektroda yang konsisten pada kontur yang terus berubah.
- Konsentrasi Tegangan Sisa (Residual Stress): Welding
pada area lengkungan cenderung menyimpan tegangan sisa yang tinggi. Di
lingkungan laut yang korosif dan dinamis, titik las di area kurva ini
menjadi lokasi utama munculnya fatigue cracking (retak lelah)
akibat beban tarik yang berulang-ulang.
- Inspeksi NDT yang Sulit: Melakukan Non-Destructive
Testing (seperti USG atau X-Ray) pada sambungan las yang melengkung
dan tebal jauh lebih rumit dan seringkali kurang akurat dibandingkan pada
sambungan datar.
3. Kendala "Specific
Regional Preference"
Bollard tipe curve memiliki
masalah adopsi yang tidak merata secara global, yang menjadi kelemahan dalam
standardisasi pelabuhan internasional:
- Ketersediaan Suku Cadang: Karena tipe curve
seringkali merupakan preference wilayah tertentu (misalnya lebih
populer di pelabuhan Eropa tertentu dibandingkan pelabuhan Asia yang lebih
menyukai tipe Pillar atau J-Type), mencari pengganti
(replacement) yang exact fit untuk lubang angkur yang sudah ada
(existing bolt holes) bisa sulit jika suplier lokal tidak memproduksi
cetakan tersebut.
- Kebingungan Operasional: Kapal yang terbiasa
bersandar di wilayah dengan Pillar Bollard mungkin menggunakan
prosedur mooring yang kurang cocok untuk Curve Bollard.
Misalnya, sudut tali yang terlalu curam pada Curve Bollard tertentu
bisa menyebabkan tali terjepit atau justru terlepas (pop-out) jika desain
"telinga" bollard tidak cukup agresif.
4. Kelemahan Tambahan: Abrasi
Tali (Rope Abrasion)
- Gesekan pada Lekukan: Pada kapasitas tinggi,
tali tambat (mooring line) akan menegang dengan sangat kuat. Jika
permukaan lengkungan (curve) pada bollard memiliki sedikit saja
cacat pengelasan atau kekasaran permukaan (surface roughness), tali
sintetis modern (seperti HMPE) akan sangat cepat mengalami abrasi dan
putus karena gesekan pada area lengkungan tersebut.
Aplikasi yang Cocok untuk Penggunaan Bollard Curve
Berikut daftar aplikasi praktis
dan spesifik di mana bollard curve adalah pilihan tepat, disertai
alasan, dan catatan instalasi/operasional.
1. Pelabuhan Asia Tenggara —
(Singapore, Thailand, Indonesia)
·
Mengapa ideal: banyak dermaga di kawasan
ini menghadapi arus pasang-surut, muara sungai, dan traffic kapal
kecil–menengah sehingga membutuhkan bollard yang toleran terhadap perubahan
sudut tarik dan cepat dioperasikan.
·
Contoh aplikasi: dermaga penumpang lokal,
jetties kargo ringan, terminal coastal feeder, dermaga nelayan modern.
·
Catatan: gunakan finishing anti-korosi
(galvanize/epoxy) dan anchor plate sesuai tipe deck.
2. Proyek Pelestarian
Pelabuhan Tradisional (Traditional Harbor Preservation)
·
Mengapa ideal: bentuk swan-neck memberi nilai
estetika tradisional dan fungsi yang sesuai dengan dermaga
warisan—mempertahankan tampilan historis tanpa mengorbankan keselamatan.
·
Contoh aplikasi: renovasi dermaga
bersejarah, museum maritim, kawasan wisata dermaga, restorasi jetties
kayu/stone quays.
·
Catatan instalasi: pilih material dan
finishing yang visually sympathetic (mis. stainless brushed, painted black) dan
desain mounting yang bisa dipasang tanpa merusak struktur heritage.
3. Terminal Campuran
Asian–Western (Mixed Asian–Western Terminals)
·
Mengapa ideal: di terminal yang melayani
operator & kapal dari budaya/standar berbeda, bollard curve menawarkan
kompromi antara praktik mooring Asia (preferensi regional) dan kebutuhan
operasional Barat (keandalan dan standar safety).
·
Contoh aplikasi: terminal feeder
internasional kecil, marina komersial yang melayani kapal lokal dan asing,
terminal ferry internasional.
·
Catatan operasional: sertakan dokumentasi
SWL, uji beban, dan training singkat untuk ABK asing agar penggunaan dan SOP
konsisten.
4. Dermaga Sungai & Muara
(River & Estuary Jetties)
·
Mengapa ideal: perubahan line angle
karena arus sungai dan pasang surut membuat curve bollard efektif menjaga
kestabilan tali.
·
Contoh aplikasi: terminal tongkang,
landing craft pier, ferry river crossings.
·
Catatan: perhatikan proteksi terhadap
sedimentasi dan akses inspeksi.
5. Marinas & Small
Commercial Harbours
·
Mengapa ideal: desain kompak curve
menghemat ruang dek dan aman untuk area dengan lalu-lintas pedestrian tinggi.
·
Contoh aplikasi: marina kapal rekreasi,
yacht club, small commercial berths.
·
Catatan estetika: gunakan finishing yang
rapi agar sesuai lingkungan maritim premium.
6. Short-Stay / Fast
Turnaround Piers
·
Mengapa ideal: penggunaan sering dan
cepat—curve bollard memudahkan pelilitan cepat dan memberi locking alami
sehingga turnaround lebih efisien.
·
Contoh aplikasi: ferry ramps, Ro-Ro
ramps, passenger quick berths.
·
Catatan operasional: pastikan anchor
& plate cukup kuat untuk frequent cyclic loading.
![]() |
| Tabel Spesifikasi Bollard Curve Kecil |
![]() |
| Tabel Spesifikasi Bollard Curve Besar |
Perbandingan dan Keterbatasan pada Masing-masing Jenis Bollard
1. BOLLARD CURVE
Keunggulan Spesifik
- Reduced line chafing terbaik karena kurva smooth →
tali aman & awet.
- Sangat fleksibel terhadap variasi sudut tarik (line
angle tinggi).
- Desain kompak → hemat ruang dek & aman untuk kru.
- Estetika tradisional Asia cocok untuk heritage
ports, river ports, dan waterfront modern.
- Cocok untuk kapasitas moderat–tinggi (10–120
ton).
- Performa sangat baik untuk fast turnaround
(ferry, kapal sungai, kapal pesisir).
Keterbatasan Spesifik
- Welding dan fabrikasi curve lebih kompleks →
membutuhkan produsen kompeten.
- Tidak sepopuler Tee di pelabuhan Barat →
preferensi regional.
- Untuk kapal sangat besar, kapasitasnya tidak setinggi
bollard Tee kelas heavy-duty.
- Jika casting tidak sempurna, area lengkung berpotensi
mengalami stress concentration.
Kesimpulan: Curve unggul
secara fungsional, operasional, estetika, dan proteksi tali → layak menjadi ranking
tertinggi.
2. BOLLARD BITT
Keunggulan Spesifik
- Desain simple dan ekonomis, mudah diproduksi.
- Cocok untuk pelabuhan kecil, marina, dan dermaga
tradisional.
- Fleksibel untuk tali kapal kecil–menengah (5–50 ton).
- Mudah dipasang pada struktur kayu atau dermaga lama.
- Memberi nuansa tradisional dan cocok untuk estetika
heritage.
Keterbatasan Spesifik
- Kapasitas terbatas → tidak ideal untuk kapal
sedang–besar.
- Tali harus dililit dengan teknik khusus
(figure-8).
- Risiko slip jika lilitan tidak benar.
- Konsumsi ruang lebih besar daripada curve.
- Proteksi chafing lebih rendah karena belitan manual.
- Tidak efektif untuk multi-line mooring.
Kesimpulan: Bitt berada di
tengah—cukup baik untuk penggunaan ringan, namun kalah efisiensi dibanding
Curve dan kalah kekuatan dibanding Tee.
3. BOLLARD TEE
Keunggulan Spesifik
- Kuat secara struktural → cocok untuk kapal
besar (50–200+ ton).
- Mampu menahan multi-line mooring dengan
stabil.
- Tersedia dalam standar internasional, mudah
diformalisasi di terminal besar.
Keterbatasan Spesifik
- Desain besar dan berat → memakan banyak ruang
dek.
- Kurang estetis, tampilan industrial → tidak
cocok untuk heritage port.
- Palang horizontal dapat menyebabkan line chafing
lebih tinggi dibanding curve.
- Lebih sulit ditempatkan di dermaga sempit atau
struktur lama.
- Kurang fleksibel untuk sudut tarik besar, terutama
vertical line angles.
- Penggunaan paling tidak efisien untuk tali ringan
& operasi cepat.
Kesimpulan: Tee unggul
dalam kekuatan, tetapi dalam penilaian kualitas operasional harian—jumlah
kekurangannya menempatkan Tee sebagai ranking paling bawah.
![]() |
| Bollard Dermaga | MPM Perkasa |
PERBANDINGAN – BERBAGAI MACAM JENIS BOLLARD DERMAGA
|
Aspek |
Curve |
Bitt |
Tee |
|
Kualitas Umum |
⭐ Tertinggi |
⭐ Menengah |
⭐ Terendah |
|
Proteksi Tali |
Sangat baik |
Menengah |
Paling rendah |
|
Fleksibilitas Sudut Tarik |
Sangat baik |
Rendah |
Menengah |
|
Kapasitas |
Moderat–tinggi |
Rendah–menengah |
Tinggi |
|
Efisiensi Ruang |
Sangat baik |
Menengah |
Rendah |
|
Estetika |
Terbaik (Asian traditional) |
Tradisional |
Industrial |
|
Kepraktisan Operasi |
Sangat baik |
Menengah |
Rendah |
|
Kompleksitas Fabrikasi |
Tinggi |
Rendah |
Menengah |
|
Cocok untuk Pelabuhan |
Asia, heritage, ferry |
Marina, dermaga kecil |
Terminal besar internasional |
Standar dari Bollard Dermaga
Standar Nasional Indonesia
1. SNI 1726:2019 – Perencanaan Ketahanan Gempa
Standar ini mengatur tata cara
desain struktur bangunan dan non-gedung agar tahan terhadap gempa bumi. Fokus
utamanya adalah:
- Beban Gempa Rencana: Menentukan beban gempa
yang harus ditahan struktur berdasarkan Peta Sumber Gempa Terbaru dan
lokasi proyek.
- Kategori Risiko: Mengklasifikasikan bangunan
berdasarkan fungsi dan risiko keselamatan untuk menentukan tingkat kinerja
yang dibutuhkan saat gempa.
- Analisis: Menetapkan metode analisis struktur
(Statik Ekuivalen hingga Respons Spektrum) untuk menghitung respons
struktur terhadap gempa.
- Daktilitas: Mensyaratkan detail struktur dan
penulangan yang cukup lentur (ductile) agar bangunan tidak runtuh
saat gempa besar.
2. SNI 2415:2014 – Spesifikasi Baja Konstruksi
Standar ini mengatur persyaratan
mutu material baja yang digunakan untuk konstruksi. Tujuannya adalah memastikan
baja memiliki sifat mekanis dan kimia yang konsisten dan aman. Fokus utamanya
adalah:
- Mutu Baja: Menetapkan kelas mutu (misalnya, BJ
37, BJ 41) berdasarkan kekuatan leleh (Fy)
dan tarik (Fu).
- Sifat Mekanis & Kimia: Mengatur nilai
minimum kekuatan tarik, kekuatan leleh, dan komposisi kimia yang wajib
dipenuhi oleh baja konstruksi.
- Pengujian: Menetapkan metode pengujian yang
harus dilakukan (misalnya, uji tarik) untuk memverifikasi kesesuaian mutu.
3. Permenhub No. 51 Tahun 2014 – Terminal Khusus (Tersus) dan TUKS
Peraturan
Menteri Perhubungan ini mengatur pembangunan, operasional, dan pengelolaan
fasilitas pelabuhan untuk kepentingan sendiri (TUKS) atau komoditas tertentu
(Tersus). Fokus utamanya adalah:
- Perizinan: Menetapkan prosedur dan persyaratan
administrasi ketat untuk mendapatkan izin pembangunan dan operasional
Tersus/TUKS.
- Kajian Teknis: Mewajibkan studi kelayakan,
analisis dampak, dan desain teknis fasilitas pelabuhan (dermaga, dll.)
yang harus disetujui Kemenhub.
- Keselamatan: Memastikan fasilitas yang
dibangun tidak mengganggu alur pelayaran dan memenuhi standar keselamatan
serta keamanan pelayaran.
Standar Internasional (ISO)
ISO (International Organization
for Standardization) menetapkan standar global untuk berbagai industri.
- 1. ISO 1025:2019 - Steel grade specifications and
properties
- Fokus: Standar ini mendefinisikan spesifikasi
dan sifat-sifat berbagai grade baja (steel) yang digunakan dalam
konstruksi. Ini memastikan bahwa baja yang diproduksi di mana pun
memiliki komposisi kimia, kekuatan, dan kualitas yang sama, penting untuk
material bollard atau struktur dermaga.
- Relevansi: Memastikan material utama bollard
dan komponen struktur memiliki mutu yang konsisten dan teruji.
- 2. ISO 898-1 - Mechanical properties of fasteners
(untuk anchor bolts)
- Fokus: Standar ini menetapkan persyaratan sifat
mekanis (kekuatan tarik, kekuatan leleh, kekerasan, dan torsi) untuk pengencang
(fasteners) seperti baut, sekrup, dan stud. Ini sangat penting untuk baut
angkur yang menahan bollard ke dermaga.
- Relevansi: Memastikan baut angkur memiliki
kekuatan yang memadai untuk menahan gaya tarik (SWL) dari kapal.
- 3. ISO 9001:2015 - Quality management system
(untuk manufacturer certification)
- Fokus: Standar ini memberikan kriteria untuk
sistem manajemen mutu (Quality Management System - QMS). Standar ini
tidak mengatur kualitas produk secara spesifik, melainkan memastikan
produsen (misalnya, pembuat bollard) memiliki proses yang konsisten untuk
menyediakan produk dan layanan yang memenuhi persyaratan pelanggan dan
peraturan.
- Relevansi: Memberikan kredibilitas dan
jaminan bahwa produk dibuat melalui proses yang terstandar dan
terkontrol.
- 4. ISO 14855 - Environmental management
(sustainability requirements)
- Fokus: Standar ini umumnya merujuk pada ISO
14000 series, yang menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen
lingkungan (Environmental Management System - EMS). Standar ini membantu
organisasi mengelola tanggung jawab lingkungan mereka secara sistematis.
- Relevansi: Penting untuk proyek konstruksi
dan manufaktur yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan (sustainability)
dan dampak lingkungan.
🏗️ Standar Material dan Pengujian (ASTM)
ASTM International (American
Society for Testing and Materials) mengembangkan dan menerbitkan standar teknis
konsensus untuk berbagai material, produk, sistem, dan layanan.
- ASTM A36 - Structural steel material
specification
- Fokus: Salah satu spesifikasi baja
struktural yang paling umum di dunia. Standar ini menetapkan persyaratan
kimia dan mekanis (terutama kekuatan leleh Fy = 36 ksi
atau = 250 MPa) untuk baja karbon yang digunakan dalam
konstruksi.
- Relevansi: Sering menjadi acuan untuk
material baja penyusun frame fender, plat dasar bollard, atau
komponen struktur dermaga.
- ASTM A490 - High-strength structural bolt
specification
- Fokus: Spesifikasi untuk baut struktural
berkekuatan tinggi yang terbuat dari baja paduan, dirancang untuk
sambungan kritis (misalnya, pada jembatan atau gedung tinggi). Baut ini
memiliki kekuatan tarik yang jauh lebih tinggi daripada baut standar.
- Relevansi: Digunakan sebagai baut angkur
berkinerja tinggi atau baut sambungan kritis dalam sistem fender yang
harus menahan gaya benturan ekstrem.
- ASTM D4169 - Performance testing untuk
packaging
- Fokus: Standar ini menetapkan prosedur
pengujian untuk mengevaluasi kemampuan paket pengiriman untuk menahan
lingkungan distribusi. Tujuannya adalah memastikan produk tiba di tujuan
dalam kondisi utuh.
- Relevansi: Relevan bagi produsen (misalnya
bollard atau fender) untuk memastikan produk mereka terlindungi dengan
baik saat dikirim ke lokasi proyek (misalnya, di pelabuhan terpencil di
Indonesia).
Badan Klasifikasi dan Sertifikasi (DNV-GL & ABS)
Badan klasifikasi adalah
organisasi yang menetapkan dan memelihara standar teknis untuk konstruksi dan
pengawasan kapal serta fasilitas offshore, termasuk peralatan tambat.
- DNV-GL (Det Norske Veritas - Germanischer
Lloyd)
- Rules for Classification - Ships (Mooring
equipment section): DNV-GL memiliki aturan ketat mengenai desain,
material, dan pengujian peralatan tambat kapal. Aturan ini memastikan
bahwa mooring equipment (seperti bollard di atas kapal) berfungsi
dengan aman.
- Certification untuk high-class vessels: DNV-GL
memberikan sertifikasi untuk kapal berkelas tinggi. Ini seringkali
menetapkan persyaratan ketat untuk desain bollard vessel-specific
di dermaga yang akan melayani kapal tersebut, memastikan dermaga mampu
menahan beban dari kapal bersertifikat DNV-GL.
- ABS (American Bureau of Shipping)
- Guide untuk permanent mooring system design:
ABS menyediakan panduan teknis terperinci untuk desain sistem tambat
permanen, termasuk perhitungan beban, tata letak, dan pemilihan peralatan
tambat di pelabuhan atau terminal offshore.
- Certification untuk major port developments:
ABS dapat memberikan sertifikasi dan class notation untuk
fasilitas pelabuhan besar, menjamin bahwa desain, konstruksi, dan
material yang digunakan telah memenuhi standar keamanan dan kinerja
global yang ketat. Sertifikasi ini meningkatkan kredibilitas dan keamanan
operasional pelabuhan.
Perawatan dan Inspeksi Rutin Bollard Dermaga
Jadwal dan Prosedur Pemeriksaan Visual
Jadwal inspeksi ini dirancang
untuk memastikan keamanan, keandalan, dan umur panjang bollard dengan
melakukan pemeriksaan berkala pada tingkat frekuensi yang berbeda, melibatkan
personel dan peralatan yang sesuai.
1. Harian (Pelabuhan Operasional)
Ini adalah pemeriksaan cepat yang
fokus pada keamanan operasional dan deteksi kerusakan awal.
|
Kategori |
Detail Inspeksi |
|
Frekuensi |
Minimal sekali per
shift kerja |
|
Durasi |
5-10 menit per bollard |
|
Penanggung Jawab |
Mandor Operasi
Pelabuhan (Port Operations Foreman) |
|
Area Fokus |
* Retak yang
terlihat (retak rambut atau yang lebih besar) * Baut longgar
(hanya pemeriksaan visual, bukan uji torsi) * Perkembangan
karat/korosi (catat perubahan) * Kerusakan/kotoran
akibat operasi tambat * Tanda abrasi tali
(keausan normal vs. berlebihan) |
|
Dokumentasi |
Formulir checklist
(log harian) |
|
Tindakan Pemicu |
Laporkan setiap
kelainan segera (immediately) |
2. Mingguan (Pelabuhan Operasional)
Pemeriksaan yang lebih mendalam
ini berfokus pada pengukuran tren kerusakan dan pemeliharaan dasar.
|
Kategori |
Detail Inspeksi |
|
Frekuensi |
Rutinitas inspeksi
penuh setiap 7 hari |
|
Durasi |
20-30 menit per bollard |
|
Penanggung Jawab |
Insinyur
Pemeliharaan Pelabuhan (Port Maintenance Engineer) |
|
Peralatan |
Senter, kaca
pembesar, meteran |
|
Area Fokus |
* Korosi permukaan:
Laju perkembangan * Inspeksi retak:
Pengukuran tren ukuran * Integritas baut
angkur: Visual + tes dorong tangan (deteksi baut longgar) * Sambungan dasar:
Pemeriksaan kondisi grout (jika menggunakan grout) * Pelapisan
(Coating): Identifikasi gelembung/pengelupasan cat |
|
Pencatatan
Pengukuran |
* Panjang, lebar,
lokasi retak (ambil foto jika >5 mm) * Kedalaman
penetrasi karat (uji gores dengan bilah) * Uji torsi pada 3
baut acak (jika ada kekhawatiran) |
|
Dokumentasi |
Log inspeksi
mingguan + foto |
|
Ambang Batas
Tindakan |
>3 masalah
memerlukan tinjauan teknik (engineering review) |
3. Bulanan (Pelabuhan Komersial)
Penilaian teknis yang
komprehensif oleh personel yang lebih senior, melibatkan peralatan pengujian
portabel.
|
Kategori |
Detail Inspeksi |
|
Frekuensi |
Inspeksi terperinci bulanan |
|
Durasi |
45-60 menit per bollard |
|
Penanggung Jawab |
Insinyur Kelautan
Berkualifikasi (Qualified Marine Engineer) |
|
Lingkup |
Penilaian teknis penuh |
|
Pengujian |
Peralatan portabel (alat uji
kekerasan, alat ukur ultrasonik) |
|
Fokus |
* Penilaian kondisi material * Verifikasi baut angkur (semua
baut dicek torsi manual) * Pengukuran DFT Coating
(pemeriksaan ketebalan cat) * Dokumentasi retak terperinci
(jika ada) * Evaluasi kondisi pondasi
(visual di permukaan) |
|
Presisi Pengukuran |
* Kualitas foto: Centered,
referensi skala, date stamp * Dimensi retak: Perkiraan
panjang, lebar, kedalaman (kurang lebih 5mm) * Ketebalan cat: Pengukuran 5
titik per permukaan bollard * Pemeriksaan torsi baut: 6
baut acak (terima jika dalam batas kurang lebih 10& |
|
Dokumentasi |
Laporan bulanan terperinci +
pembaruan basis data |
|
Analisis Tren |
Bandingkan dengan bulan-bulan
sebelumnya (deteksi percepatan kerusakan) |
4. Kuartalan (Pemeliharaan Standar)
Penilaian komprehensif setiap
tiga bulan, sering melibatkan kontraktor spesialis dan alat Uji Tanpa Rusak
(NDT).
|
Kategori |
Detail Inspeksi |
|
Frekuensi |
Penilaian komprehensif setiap 3
bulan |
|
Durasi |
2-3 jam per bollard
(termasuk laporan) |
|
Penanggung Jawab |
Insinyur Pelabuhan Senior
+ Kontraktor Spesialis |
|
Sumber Daya Eksternal |
Surveyor atau badan klasifikasi
(untuk item berisiko tinggi) |
|
Lingkup |
* Dokumentasi fotografi penuh
(semua sisi) * Pengukuran ketebalan
ultrasonik (coating + substrat baja) * Verifikasi spesifikasi torsi
(semua baut angkur) * Uji Tanpa Rusak (Non-Destructive
Testing/NDT) (jika retak dicurigai) * Inspeksi pondasi (probe tanah
di sekitar dasar) * Penilaian faktor lingkungan (semprotan salinitas, polusi) |
|
Hasil Akhir (Deliverable) |
Laporan inspeksi kuartalan
(dokumen formal) |
|
Pelacakan Tren |
Basis data dengan data historis |
|
Penilaian Risiko |
Analisis probabilitas kegagalan
(peringkat kuantitatif skala 1-5) |
![]() |
| Bollard Dermaga | MPM Perkasa |
Bollard dengan Kualitas Terbaik vs Bollard dengan Kualitas Rendah
🟦 Skenario 1: Operasi Normal (Angin 5 knot)
Bollard Berkualitas Tinggi
- Mampu
menahan gaya mooring dengan stabil.
- Kapal
tetap dalam posisi aman.
- Memiliki
safety margin (cadangan kekuatan) yang memadai.
- Risiko
kegagalan sangat rendah.
→ Hasil: Operasi stabil dan aman ✓
Bollard Berkualitas Rendah / Menua
- Masih
dapat berfungsi, namun kapasitasnya sudah menurun.
- Safety
margin menipis akibat korosi, retakan, atau baut longgar.
- Rentan
terhadap kejutan beban meskipun kondisi masih normal.
→ Hasil: Berfungsi, tetapi tingkat keselamatan berkurang ✗
🟦 Skenario 2: Kondisi Badai (Angin 25 knot, ekstrem)
Bollard Berkualitas Tinggi
- Dirancang
dengan faktor desain ≥ 2,5, sehingga tetap aman meskipun beban
mooring meningkat drastis.
- Tetap
mampu mempertahankan kapal di posisi tambat.
- Risiko
kegagalan komponen sangat rendah.
→ Hasil: Kapal tetap aman dan bollard tidak gagal ✓
Bollard Berkualitas Rendah / Menua
- Kemampuan
menahan beban ekstrem berkurang signifikan.
- Potensi:
- Bollard
patah
- Baut
angkur tercabut
- Tali
tambat putus
- Risiko
kapal hanyut atau menabrak struktur dermaga meningkat tinggi.
→ Hasil: Sangat berpotensi gagal, risiko besar
🟦 Skenario 3: Gelombang Mendadak / Surging (Swell Ekstrem)
Bollard Berkualitas Tinggi
- Sistem
tambat biasanya menggunakan redundancy (lebih dari satu tali) yang
didukung bollard kuat.
- Beban
kejut dapat diserap oleh beberapa tali sekaligus.
- Struktur
bollard tetap stabil.
→ Hasil: Tetap aman walaupun terjadi lonjakan beban ✓
Bollard Berkualitas Rendah / Menua
- Biasanya
bergantung pada satu atau dua tali saja karena posisi bollard lemah.
- Ketika
terjadi lonjakan beban:
- Tali
mudah overload
- Bollard
dapat patah atau robek dari pondasinya
- Kapal
dapat bergerak liar dan menabrak dermaga
→ Hasil: Kemungkinan kegagalan sangat tinggi ✗
📊 Matriks Perbandingan & Strategi Memilih Bollard Dermaga yang Tepat
Memilih Bollard Pelabuhan bukan sekadar mencari besi
penambat. Ini adalah keputusan strategis yang menyeimbangkan antara Kapasitas
Beban, Efisiensi Ruang Dermaga, dan Anggaran Operasional.
Kesalahan dalam pemilihan spesifikasi dapat berakibat fatal pada keselamatan
kapal dan efisiensi waktu sandar (turnaround time).
Untuk membantu Anda membuat keputusan berbasis data, MPM
Perkasa menyajikan perbandingan komprehensif dan kerangka kerja seleksi (Decision
Tree) berikut ini.
1. Tabel Perbandingan Spesifikasi Bollard (Comparative Matrix)
Berikut adalah analisis head-to-head dari berbagai
tipe bollard berdasarkan faktor kinerja utama. Data ini dapat menjadi acuan
awal untuk menentukan tipe mana yang paling sesuai dengan profil dermaga Anda.
|
Faktor
Pertimbangan |
Tee
Bollard |
Bitt |
Curve
Bollard |
|
Kapasitas
Beban (Ton) |
150 - 250 |
30 - 80 |
70 - 130 |
|
Kebutuhan
Ruang |
Compact
(Hemat) |
Wide (Luas) |
Compact |
|
Fitur Quick
Release |
Excellent |
Moderate |
Excellent |
|
Biaya
Investasi |
Medium |
Low |
High |
|
Kompleksitas
Perawatan |
Simple |
Simple |
Complex |
|
Kesesuaian
Pelabuhan Modern |
Yes
(Sangat Cocok) |
Limited |
Regional |
2. Decision Tree: 5 Langkah Strategis Memilih Bollard Terbaik
Masih bingung menentukan pilihan? Ikuti 5 Langkah
Kerangka Kerja Seleksi dari ahli teknis MPM Perkasa berikut ini untuk
mengerucutkan pilihan produk yang paling tepat untuk proyek Anda.
Langkah 1: Tentukan Kebutuhan Kapasitas (Capacity Requirement)
Jangan hanya melihat tonase kapal. Hitunglah dengan Safety
Factor (Faktor Keamanan) standar internasional.
- Rumus:
Gaya Tarik Kapal Terbesar × 2.5 (Safety Factor) = Kapasitas Minimum
Bollard
- Studi
Kasus: Jika gaya tarik maksimal kapal (Max Pull) adalah 40
Ton, maka Anda membutuhkan Bollard dengan kapasitas minimal 100 Ton.
- Rekomendasi:
Pilih Tee Bollard atau Curve Bollard untuk rentang ini.
Langkah 2: Evaluasi Ketersediaan Ruang Dermaga (Space Availability)
Ukuran dermaga dan apron sangat menentukan jenis bollard
yang bisa dipasang tanpa mengganggu operasional alat berat (crane/truk).
- Ruang
Sangat Terbatas: Pilih tipe yang compact seperti Tee,
atau Curve Bollard.
- Ruang
Melimpah: Tipe konvensional seperti Single Bitt dapat digunakan
jika anggaran terbatas.
Langkah 3: Analisis Kebutuhan Operasional (Operational Requirements)
Seberapa cepat pelabuhan Anda bekerja?
- High
Speed / Quick Turnaround: Untuk terminal peti kemas atau feri yang
sibuk, kecepatan lepas tali adalah kunci. Gunakan Tee Bollard yang
memiliki fitur quick release terbaik.
- Standard
Operations: Untuk pelabuhan kargo umum, tipe Curve sudah sangat
memadai.
- Budget-Conscious:
Untuk pelabuhan perintis atau dermaga kecil, tipe Bitt atau Pillar
adalah solusi paling ekonomis.
Langkah 4: Cek Standar Regional & Lingkungan (Regional Standards)
Sesuaikan dengan karakteristik lingkungan maritim dan
standar umum di wilayah proyek.
- Iklim
Tropis / Asia (Indonesia): Tipe Curve, Teesangat populer
karena desainnya yang meminimalkan genangan air dan korosi, serta cocok
dengan pola pasang surut di Indonesia.
- Standar
Eropa/Internasional: Pelabuhan modern berstandar global cenderung
menggunakan Tee Bollard dan Bollard Bitt.
Langkah 5: Skalabilitas Masa Depan (Future Scalability)
Apakah dermaga Anda direncanakan untuk ekspansi atau
menerima kapal lebih besar dalam 5-10 tahun ke depan?
- Fixed
Long-Term: Jika desain dermaga sudah final untuk kapal spesifik
(misal: Jetty Batubara), gunakan desain terspesialisasi seperti Tee
Bollard kapasitas tinggi.
Konsultasikan Pilihan Anda dengan MPM Perkasa
Data di atas menunjukkan bahwa tidak ada "satu bollard
untuk semua". Tee Bollard unggul di kapasitas, Curve Bollard
unggul di efisiensi ruang, sementara Bitt Bollard menawarkan
keseimbangan biaya.
Tim engineer MPM Perkasa siap membantu Anda
menghitung Safety Factor dan merekomendasikan tipe Bollard yang paling
efisien untuk dermaga Anda, memastikan investasi Anda tepat sasaran dan tahan
lama.
👉 Butuh bantuan perhitungan teknis? Hubungi MPM Perkasa sekarang!
Keunggulan produk MPM Perkasa tidak hanya terletak pada kualitas material dan desain, tetapi juga pada layanan lengkap yang mencakup konsultasi, pemasangan, dan perawatan. Dengan memilih Produk dari MPM Perkasa, Anda berinvestasi dalam perlindungan jangka panjang untuk dermaga Anda.
Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada kepuasan pelanggan, MPM Perkasa menyediakan layanan pengiriman ke seluruh pelosok Indonesia, mencakup pelabuhan besar maupun kecil di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua. Dengan pengemasan aman menggunakan material pelindung, kami memastikan produk tiba dalam kondisi sempurna. Kami bekerja sama dengan jasa ekspedisi terpercaya yang berpengalaman menangani barang berat dan berukuran besar, sehingga pengiriman dilakukan secara aman dan efisien. Didukung jaringan distribusi yang luas, waktu pengiriman dijamin cepat sesuai jadwal operasional pelanggan. Selain itu, pelanggan dapat memantau status pengiriman secara real-time untuk memastikan produk sampai di lokasi dengan aman.
Investasikan pada keamanan dan efisiensi dengan memilih Bollard Dermaga dari MPM Perkasa!
Produk yang kami tawarkan mulai dari rubber fender, rubber fender v, rubber fender d, rubber fender m, rubber fender cell, rubber fender cone, rubber fender cylinder, rubber fender square, frontal frame fender, bollard dermaga, bitt bollard dermaga, curve bollard dermaga, tee bollard dermaga, hingga anchor bolt galvanis.
Semua produk kami memiliki reputasi baik yang terbukti luas dalam menghasilkan produk dengan material karet berkualitas serta layak uji.
Kami Mahameru Putra Mandiri Perkasa selalu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen.
Account Rekening atas nama Perusahaan (bukan atas nama pribadi). Sehingga menjamin keamanan setiap transaksi dengan konsumen.
Informasi dan permintaan penawaran harga terbaik hubungi kami :
Call & WA : 082245923265
-Fajar Achmadi-



.jpg)
.jpg)
.jpg)


.jpg)
.jpg)


.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)


.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
