![]() |
| Rubber Fender - MPM Perkasa |
Pengertian Rubber Fender
Rubber Fender merupakan komponen penting dalam infrastruktur
pelabuhan yang berfungsi sebagai penyangga atau bumper untuk melindungi
dermaga, struktur tambatan (mooring), dan lambung kapal dari kerusakan yang
disebabkan oleh benturan saat proses sandar atau berlabuh.
Fungsi utamanya yaitu untuk menyerap energi kinetik dari kapal yang bergerak mendekat. Energi ini diubah menjadi energi regangan (strain energy) melalui deformasi karet. Dengan demikian, rubber fender mengurangi gaya reaksi (reaction force) yang ditransfer ke struktur dermaga dan kapal hingga batas yang aman, memastikan proses sandar berjalan mulus dan terkontrol.
Apa saja fungsi Rubber Fender?
Fungsi utama Rubber Fender adalah sebagai sistem peredam
energi (energy absorption system) yang krusial pada fasilitas pelabuhan. Fungsi
ini mencakup beberapa aspek penting:
1. Proteksi Struktur Dermaga
Fender melindungi struktur beton atau baja dermaga dari
kerusakan struktural serius yang dapat terjadi akibat gaya benturan yang
dihasilkan oleh kapal yang sandar. Tanpa fender, gaya reaksi yang terpusat akan
memicu retakan atau kegagalan struktur.
2. Perlindungan Lambung Kapal
Dengan menyerap energi kinetik kapal, fender memastikan gaya
dorong yang diteruskan ke lambung kapal (terutama pada area kontak) berada
dalam batas yang aman. Ini mencegah penyok, goresan, atau kerusakan signifikan
pada kapal, yang dapat mengakibatkan biaya perbaikan mahal dan downtime
operasional.
3. Memfasilitasi Sandar yang Aman dan Terkontrol
Fender memberikan bantalan elastis yang memungkinkan proses
sandar dilakukan secara bertahap dan terkontrol, terutama dalam kondisi cuaca
buruk (arus atau gelombang). Kinerjanya ditentukan oleh Deflection (deformasi)
dan kemampuan Energy Absorption (penyerapan energi).
4. Meminimalkan Gaya Reaksi (Reaction Force)
Fungsi kunci lainnya adalah meminimalkan gaya reaksi yang
dihasilkan dari benturan. Fender berteknologi tinggi (seperti Cone atau Cell
Fender) dirancang untuk menghasilkan gaya reaksi yang relatif rendah meskipun
menyerap energi yang sangat besar, sehingga menjamin integritas struktur.
Singkatnya, Rubber Fender memastikan keselamatan, efisiensi, dan keberlangsungan operasional pelabuhan dengan menjembatani interaksi fisik yang aman antara kapal dan dermaga.
![]() |
| Rubber Fender - MPM Perkasa |
Jenis – Jenis Rubber Fender
Jenis Rubber Fender diklasifikasikan berdasarkan desain dan kemampuan penyerapan energinya (Energy Absorption - EA), disesuaikan dengan ukuran dan jenis kapal yang dilayani. Berikut beberapa jenis Rubber Fender antara lain:
a. Rubber Fender V
Rubber Fender V merupakan salah satu jenis fender tetap
(dipasang permanen) yang paling umum digunakan pada dermaga. Dinamai demikian
karena bentuknya menyerupai huruf 'V' atau lengkungan (arch). Fender ini
berfungsi utama sebagai peredam benturan yang sangat efektif dengan cara
menyerap energi kinetik kapal saat proses sandar, sekaligus meminimalkan Gaya
Reaksi (Reaction Force) yang ditransfer ke struktur dermaga dan lambung kapal.
Rubber Fender ini menawarkan rasio penyerapan energi (Energy
Absorption) yang baik terhadap Gaya Reaksi, menjadikannya pilihan ekonomis dan
efisien untuk berbagai jenis pelabuhan. Ukuran fender ini umumnya bervariasi
berdasarkan tingginya, mulai dari V 150H (tinggi 150 mm) hingga V 1000H (tinggi
1000 mm atau 1 meter), dengan panjang segmen (panjang L) yang dapat mencapai
hingga 3000 mm, yang kemudian dipasang secara horizontal atau vertikal, menjadikannya
ideal untuk dermaga kapal feri, Ro-Ro, dan kapal berukuran menengah.
![]() |
| 3D Rubber Fender V |
b. Rubber Fender D
Rubber Fender D adalah salah satu jenis fender dermaga yang
dicirikan oleh penampang melintangnya yang menyerupai huruf 'D', di mana sisi
datarnya berfungsi sebagai permukaan kontak untuk pemasangan baut yang kuat
pada dinding dermaga. Fender ini terbuat dari formulasi karet tahan abrasi dan
cuaca, dan merupakan solusi ekonomis dan serbaguna.
Fungsi utamanya adalah menyerap energi kinetik benturan yang
dihasilkan oleh kapal kecil hingga menengah selama proses sandar, sehingga
mengurangi gaya reaksi (reaction force) yang dapat merusak lambung kapal dan
struktur dermaga.
Fender ini sering digunakan pada dermaga pelabuhan kecil,
galangan kapal, atau sebagai perlindungan ekstra pada sudut-sudut dermaga.
Ukurannya umumnya diidentifikasi berdasarkan dimensi lebar dan tebalnya
(misalnya, D150x150 mm atau D200x200 mm), dan diproduksi dalam panjang tertentu
yang dapat dipotong dan dipasang secara berderet sepanjang dermaga.
![]() |
| 3D Rubber Fender D |
c. Rubber Cylinder
Rubber Fender Cylinder adalah jenis fender yang paling
sederhana, memiliki bentuk tabung berongga seperti silinder, yang dipasang
secara horizontal menggunakan rantai atau tali baja, atau secara vertikal pada
beberapa kasus. Fender ini berfungsi sebagai bantalan primer yang bertugas
menyerap energi kinetik yang dihasilkan oleh benturan kapal selama proses
sandar, melindungi kedua lambung kapal dan struktur dermaga dari kerusakan.
Fender ini sangat populer karena fleksibilitasnya dan
kemudahan instalasinya, cocok untuk dermaga umum dan kapal dengan ukuran
bervariasi. Meskipun memiliki kapasitas penyerapan energi yang lebih rendah
dibandingkan tipe seperti Rubber Fender Cone, fender ini tetap efektif untuk
lalu lintas kapal kecil hingga menengah. Ukurannya didefinisikan oleh Diameter
Luar (OD) dan Diameter Dalam (ID), dengan rentang OD yang sangat luas, umumnya
berkisar antara 300 mm hingga 2000 mm, dan rasio OD/ID yang menentukan
kemampuan defleksinya.
![]() |
| 3D Rubber Fender Cylinder |
d. Rubber Fender Cell
Rubber Fender Cell (Super Cell Fender) adalah salah satu
jenis fender berkapasitas energi tinggi, dicirikan oleh bentuknya yang
menyerupai silinder pendek berlubang di tengah, memberikan stabilitas kompresi
yang luar biasa. Fungsi utamanya adalah menyerap energi kinetik benturan yang
sangat besar dari kapal-kapal raksasa (seperti tanker dan kapal peti kemas)
sambil memastikan Gaya Reaksi (Reaction Force) yang ditransfer ke struktur
tetap rendah.
Fender ini dirancang untuk mencapai penyerapan energi tinggi
pada defleksi yang moderat. Ukuran fender ini sangat bervariasi, diukur dari
diameter nominal D atau tinggi H, yang umumnya berkisar dari H=400 mm hingga
H=3000 mm, disesuaikan dengan kebutuhan terminal kargo berat dan dermaga
minyak/gas.
![]() |
| 3D Rubber Fender Cell + Frontal Frame |
e. Rubber Fender Cone
Rubber Fender Cone (Super Cone Fender) adalah jenis fender
modern berkapasitas tinggi yang memiliki bentuk seperti kerucut terpancung.
Fungsi utamanya adalah memberikan efisiensi penyerapan energi (EA) tertinggi di
antara semua fender, memungkinkan defleksi hingga 70% sambil mempertahankan
Gaya Reaksi (Reaction Force) yang sangat rendah.
Karena kinerjanya superior, fender ini sangat ideal untuk terminal peti kemas dan kapal-kapal besar. Ukurannya ditentukan oleh tinggi (nominal height H), yang umumnya berkisar dari H=600 mm hingga H=2000 mm atau lebih, dan biasanya dipasang bersama frontal panel baja berlapis UHMW-PE.
![]() |
| 3D Rubber Fender Cone + Frontal Frame |
f. Rubber Fender Square
Rubber Fender Square (Persegi) adalah jenis fender yang
memiliki penampang berbentuk kotak padat atau berongga, seringkali dikenal
karena ketahanannya terhadap tekanan lateral dan abrasi yang tinggi. Fungsi
utamanya adalah menyediakan lapisan pelindung yang kuat untuk menyerap benturan
energi rendah hingga menengah, sangat efektif pada area dermaga yang padat atau
untuk melindungi kapal tunda (tugboat) dan kapal kecil.
Fender Square sering dipasang pada dermaga kayu, baja, atau
beton menggunakan baut panjang yang tertanam. Ukuran fender ini ditentukan oleh
dimensi lebar dan tinggi penampang (misalnya, 100x100 mm hingga 300x300 mm),
dan dapat dipotong sesuai panjang yang dibutuhkan di lapangan.
![]() |
| Rubber Fender Square |
Cara Kerja dan Mekanisme Teknis Rubber Fender
Rubber Fender (bantalan karet) adalah elemen keselamatan dan
struktural yang sangat penting dalam infrastruktur pelabuhan modern. Fungsi
utamanya melampaui sekadar melindungi; ia adalah sistem manajemen energi yang
dirancang untuk mengendalikan energi kinetik kapal yang datang agar proses
sandar dapat dilakukan dengan aman dan terkendali.
Secara fundamental, cara kerja fender didasarkan pada
prinsip deformasi elastis material karet untuk menyerap energi kinetik kapal,
mengubahnya menjadi energi potensial regangan, dan kemudian mengembalikannya
dalam bentuk gaya reaksi terkontrol. Efisiensi operasional fender diukur
melalui dua parameter kunci: kemampuan penyerapan energi (Energy Absorption, Ea)
dan gaya reaksi yang dihasilkan (Reaction Force, Rf). Pemilihan dan desain
fender yang tepat adalah tugas rekayasa yang kompleks, memastikan kapal dan
struktur dermaga tidak mengalami kerusakan struktural akibat tekanan yang
berlebihan.
Pada saat kapal merapat menuju dermaga, ia membawa sejumlah
energi kinetik (Ek) yang harus dinetralkan sebelum bersentuhan dengan struktur
dermaga. Energi ini dihitung berdasarkan massa kapal (Mv), yang merupakan massa
virtual mencakup air yang ikut bergerak) dan kecepatan pendekatan (v),
sebagaimana diwakili oleh persamaan Ek = ½ MvV2. Namun, energi yang sebenarnya
harus diserap oleh fender (Ea) adalah Ek yang telah dikoreksi oleh serangkaian
koefisien, seperti koefisien massa (Cm), koefisien eksentrisitas (Ce) yang
memperhitungkan sudut sandar yang tidak tegak lurus, dan koefisien kelenturan
struktur (Cs).
Penyerapan energi inilah yang menjadi mekanisme utama rubber
fender. Karet, sebagai material viskoelastis, ideal untuk aplikasi ini karena
mampu menyerap energi sambil menghasilkan gaya reaksi yang relatif rendah dan
terdistribusi. Sifat viskoelastis memastikan bahwa sebagian kecil energi diubah
menjadi panas (histeresis), yang membantu mengurangi gaya balik yang mendadak,
sehingga meminimalkan risiko kerusakan pada lambung kapal.
![]() |
| Rubber Fender - MPM Perkasa |
Mekanisme teknis fender sangat bergantung pada tipologinya. Sebagai contoh, Rubber Fender Cell atau Rubber Fender Cone – yang merupakan tipe kinerja tinggi – bekerja melalui mekanisme kompresi vertikal yang sangat efisien. Ketika ditekan, bentuk silinder atau kerucut karetnya mengalami defleksi substansial (biasanya hingga 50% atau lebih), memungkinkan penyerapan energi yang besar (Ea) dengan peningkatan gaya reaksi (Rf) yang relatif kecil. Kondisi ini menghasilkan rasio Ea/Rf yang sangat tinggi, yang berarti fender tersebut "lunak" bagi kapal besar.
Sebaliknya, Rubber Fender Cylinder (tipe paling dasar)
bekerja melalui kompresi dan pembengkokan pipa karet berongga, menawarkan
mekanisme penyerapan energi yang lebih sederhana namun dengan efisiensi yang
lebih rendah, menjadikannya lebih cocok untuk dermaga kecil atau kapal
menengah. Rubber Fender V bekerja melalui tekanan dan pembengkokan dinding
karet, memberikan keseimbangan antara penyerapan energi yang moderat dan
pemasangan yang mudah. Sementara itu, Rubber Fender Pneumatic (tipe yang diisi
udara bertekanan) memiliki mekanisme yang unik, di mana energi diserap melalui
kompresi volume udara di dalamnya. Ini menghasilkan gaya reaksi yang sangat
rendah dan tekanan kontak yang terdistribusi luas, menjadikannya pilihan ideal
untuk kapal tanker atau kapal pengangkut gas alam cair (LNG) yang lambungnya
sensitif.
Aspek krusial dalam desain fender adalah hubungan timbal
balik antara defleksi (perubahan bentuk) dan gaya reaksi. Setiap fender
dirancang untuk memiliki kurva kinerja yang menjamin bahwa pada defleksi
maksimum yang diizinkan (misalnya, D=52.5%), gaya reaksi yang dihasilkan (Rf)
tidak melebihi kapasitas beban yang aman dari struktur dermaga maupun tekanan
kontak maksimum yang diizinkan pada lambung kapal (Pc).
Tekanan kontak dihitung sebagai Pc = Rf / Akontak, di mana Akontak adalah luas area kontak antara fender (melalui fender panel) dan lambung kapal. Jika Rf terlalu tinggi, dermaga bisa retak; jika Pc terlalu tinggi, lambung kapal bisa melengkung atau rusak. Oleh karena itu, pemilihan material (biasanya SBR atau EPDM dengan formulasi khusus untuk ketahanan terhadap lingkungan laut) dan konfigurasi pemasangan (tunggal, ganda, atau tersusun) harus dipertimbangkan secara cermat berdasarkan dimensi kapal terbesar yang akan dilayani, kondisi pasang surut, dan toleransi beban dari struktur dermaga eksisting.
![]() |
| Rubber Fender - MPM Perkasa |
Formula dan Parameter Teknis Rubber Fender
Perhitungan desain Rubber Fender adalah proses rekayasa yang
memastikan fender dapat menyerap energi benturan kapal secara efektif tanpa
menyebabkan kerusakan pada kapal atau dermaga. Terdapat beberapa formula dan
parameter kunci yang selalu menjadi fokus dalam spesifikasi teknis.
1. Formula Kunci: Energi Kinetik
Energi kinetik (Ek) adalah
energi dasar yang dibawa oleh kapal dan harus diserap oleh sistem fender.
- Mv (Massa Virtual): Massa kapal (M) ditambah massa air yang ikut bergerak bersamanya. Ini biasanya lebih besar daripada bobot mati kapal (DWT) atau bobot penuh (Displacement).
- v (Kecepatan Pendekatan): Kecepatan kapal saat merapat, diukur tegak lurus terhadap dermaga. Nilai ini sangat kecil, sering diukur dalam m/s atau mm/s dan merupakan faktor paling sensitif dalam perhitungan energi.
Energi yang harus diserap oleh fender (Ea) bukanlah Ek
murni, melainkan Ek yang telah disesuaikan dengan faktor-faktor koreksi yang
memperhitungkan kondisi riil di lapangan:
- Cm (Faktor Massa Hidrodinamik): Koefisien yang menyesuaikan Mv karena pergerakan massa air yang tidak seragam.
- Ce (Faktor Eksentrisitas): Koefisien untuk benturan yang tidak tegak lurus atau tidak tepat di tengah fender.
- Cs (Faktor Kelenturan Struktur): Koefisien yang memperhitungkan tingkat kekakuan (kelenturan) dermaga dan kapal itu sendiri.
2. Parameter Teknis Penting
Parameter-parameter ini adalah
nilai-nilai yang menentukan kinerja dan batasan fisik dari fender itu sendiri:
- Energi Serap Nominal (Ea): Kapasitas energi maksimum yang mampu diserap oleh fender pada defleksi nominalnya. Ini adalah parameter spesifikasi utama.
- Gaya Reaksi Nominal (Rf): Gaya balik maksimum yang dihasilkan fender pada defleksi nominal. Gaya ini harus lebih kecil dari batas desain struktural dermaga dan lambung kapal.
- Defleksi Nominal ($D$): Perubahan bentuk atau kompresi maksimum yang diizinkan, biasanya dinyatakan sebagai persentase dari tinggi awal fender. Umumnya, untuk Super Cone Fender defleksi nominal sekitar 52.5%, sementara untuk Cell Fender sekitar 55%.
- Rasio Kinerja (Ea/Rf): Rasio efisiensi yang menunjukkan seberapa "lunak" atau "efisien" fender tersebut. Nilai rasio yang lebih tinggi menunjukkan bahwa fender mampu menyerap energi lebih banyak sambil menghasilkan gaya reaksi yang lebih rendah, yang ideal untuk kapal besar.
- Tekanan Kontak (Pc): Tekanan yang diberikan oleh fender ke lambung kapal (melalui fender panel). Harus di bawah batas toleransi lambung kapal (biasanya antara 15 hingga 30 ton/m2 untuk kapal besar).
Komposisi Material Rubber Fender dan Standar Kualitas
Material utama yang digunakan untuk membuat Rubber Fender
adalah karet elastomer sintetis, yang diformulasikan secara khusus untuk
menahan beban kejut tinggi, keausan, dan lingkungan laut yang korosif.
1. Komposisi Material Karet
Komposisi material fender bukanlah 100% karet alami,
melainkan campuran (compound) dari polimer sintetis dan berbagai zat aditif.
a. Polimer Dasar (Elastomer):
- Styrene Butadiene Rubber (SBR): Ini adalah polimer yang paling umum digunakan karena menawarkan ketahanan abrasi yang baik dan sifat elastis yang handal. SBR memberikan keseimbangan yang baik antara kinerja teknis dan biaya produksi.
- Ethylene Propylene Diene Monomer (EPDM) atau Natural Rubber (NR): Kadang-kadang digunakan sebagai campuran atau polimer utama, terutama di daerah dengan suhu ekstrem. EPDM unggul dalam ketahanan terhadap ozon dan cuaca yang ekstrem.
b. Carbon Black (Karbon Hitam): Berfungsi sebagai bahan
pengisi penguat (reinforcing filler). Karbon hitam sangat krusial karena secara
signifikan meningkatkan kekuatan tarik, ketahanan sobek (tear strength), dan
ketahanan abrasi pada karet. Ini juga memberikan warna hitam khas pada fender.
c. Vulcanizing Agents (Bahan Vulkanisasi): Sulfur adalah
agen vulkanisasi utama. Proses vulkanisasi adalah proses kimia yang membentuk
ikatan silang (cross-links) antar rantai polimer, mengubah material karet
mentah yang lengket menjadi material elastomer yang elastis, kuat, dan stabil.
d. Plasticizers (Pemplastis) dan Oil: Digunakan untuk
meningkatkan kemampuan proses (processability) dan mengontrol kekerasan akhir
(Shore Hardness) karet.
e. Anti-Ozonants dan Anti-Oxidants: Aditif ini sangat
penting untuk lingkungan laut, berfungsi untuk mencegah retak permukaan yang
disebabkan oleh paparan sinar UV dan ozon, sehingga memperpanjang umur pakai
fender.
2. Standar Kualitas Teknis Utama
Kualitas material diukur dan dikontrol melalui beberapa
parameter fisik dan mekanis yang harus memenuhi spesifikasi teknis (biasanya
mengacu pada standar internasional seperti ASTM atau ISO).
|
Parameter
Teknis |
Deskripsi |
Standar
Minimum Kualitas (Contoh) |
|
Kekerasan (Hardness) |
Diukur
menggunakan Shore Durometer (Biasanya Tipe A). Menunjukkan ketahanan karet
terhadap lekukan. |
Biasanya 55
hingga 75 Shore A. Kekerasan yang lebih tinggi menghasilkan Gaya Reaksi (Rf)
yang lebih besar. |
|
Kekuatan Tarik (Tensile
Strength) |
Tegangan
maksimum yang dapat ditahan material sebelum putus. Menunjukkan kekuatan
internal karet. |
Minimum 18 MPa
(MegaPascal). |
|
Perpanjangan Putus (Elongation
at Break) |
Persentase
pemanjangan maksimum yang dapat dicapai material sebelum putus. Menunjukkan
fleksibilitas dan elastisitas. |
Minimum 200%
hingga 400%. |
|
Ketahanan Abrasi (Abrasion
Resistance) |
Kemampuan
material menahan keausan akibat gesekan. Sangat penting karena fender sering
bergesekan dengan lambung kapal. |
Diuji
menggunakan standar seperti DIN atau ASTM. |
|
Kompresi Set (Compression Set) |
Sejauh mana
karet gagal kembali ke bentuk aslinya setelah dikompresi selama periode waktu
tertentu. Nilai yang rendah menunjukkan elastisitas yang baik. |
Harus rendah
(misalnya, di bawah 20%) untuk memastikan fender tidak kehilangan
kemampuannya menyerap energi. |
3. Standar Industri dan Spesifikasi
Standar yang paling sering dirujuk dalam kontrak pengadaan Rubber
Fender global adalah:
- PIANC (Permanent International Association of Navigation Congresses): PIANC mengeluarkan panduan komprehensif untuk desain dan spesifikasi fender, termasuk persyaratan kualitas material. Ini sering dianggap sebagai standar emas dalam industri maritim.
- ASTM (American Society for Testing and Materials): Standar ASTM digunakan untuk pengujian dan spesifikasi sifat-sifat fisik karet.
- ISO (International Organization for Standardization): Digunakan untuk standar pengujian umum.
Secara keseluruhan, material rubber fender harus memiliki
ketahanan lelah yang tinggi (mampu menahan siklus pembebanan berulang) dan
ketahanan yang sangat baik terhadap lingkungan laut (termasuk air asin, suhu
bervariasi, ozon, dan minyak) untuk memastikan umur pakai yang lama (seringkali
lebih dari 20 tahun) dan kinerja teknis yang konsisten.
![]() |
| Pengujian Rubber Fender V |
Pengujian Kualitas Material Rubber Fender
Pengujian kualitas terbagi menjadi dua kategori utama:
Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik Dasar, serta Pengujian Kinerja Penuh
(Pembebanan).
1. Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik (Pada Sampel Material)
Pengujian ini dilakukan pada potongan kecil material karet
(compound) untuk memverifikasi komposisi dan ketahanan dasar material terhadap
lingkungan. Standar yang sering dirujuk adalah ASTM atau ISO.
a. Pengujian Kekerasan (Hardness Testing):
- Menggunakan alat Shore Durometer Type A.
- Mengukur ketahanan material terhadap lekukan. Kekerasan nominal yang sering disyaratkan berkisar antara 55 hingga 75 Shore A. Kekerasan memengaruhi langsung gaya reaksi (Rf) fender.
b. Pengujian Kekuatan Tarik dan Perpanjangan Putus (Tensile
Strength & Elongation at Break):
- Sampel ditarik hingga putus.
- Kekuatan Tarik menunjukkan tegangan maksimum yang dapat ditahan karet (misalnya, minimum 18 MPa).
- Perpanjangan Putus menunjukkan fleksibilitas dan elastisitas material (misalnya, minimum 200% hingga 400%).
c. Pengujian Kompresi Set (Compression Set):
- Sampel dikompresi pada persentase tertentu dan suhu tinggi selama periode waktu tertentu, kemudian dilepaskan.
- Mengukur sejauh mana karet gagal kembali ke bentuk aslinya (deformasi permanen). Nilai Compression Set yang rendah (misalnya, di bawah 20%) menandakan material memiliki elastisitas yang baik dan tidak akan kehilangan kemampuannya untuk menyerap energi seiring waktu.
d. Pengujian Ketahanan Abrasi (Abrasion Resistance):
- Mengukur kemampuan material menahan keausan akibat gesekan berulang dengan lambung kapal atau panel.
e. Pengujian Ketahanan Ozon dan Penuaan (Ozone & Aging
Resistance):
- Sampel karet ditempatkan di ruangan dengan konsentrasi Ozon tinggi dan suhu tertentu.
- Menguji kemampuan karet untuk menahan retak dan degradasi yang disebabkan oleh paparan lingkungan luar dan sinar UV.
2. Pengujian Kinerja Penuh (Pada Produk Jadi)
Pengujian ini dilakukan pada fender ukuran penuh
(full-scale) atau pada model skala untuk memverifikasi apakah spesifikasi Ea
dan Rf yang dijanjikan pabrikan sudah terpenuhi.
a. Pengujian Pembebanan (Loading Test) atau Pengujian Defleksi:
- Fender ditempatkan pada mesin press hidrolik (universal testing machine).
- Fender ditekan secara bertahap hingga mencapai defleksi nominal (misalnya, 52.5% atau 55%).
- Selama pengujian, Energi Serap (Ea) dan Gaya Reaksi (Rf) dicatat pada setiap tingkat defleksi.
- Hasilnya dibandingkan dengan kurva kinerja spesifikasi (misalnya, PIANC, ASTM), biasanya diizinkan deviasi sekitar 10% dari nilai nominal.
- Tujuan utama adalah memastikan kurva histeresis (load-deflection curve) berada dalam batas yang ditentukan, yang menjamin penyerapan energi yang stabil.
b. Pengujian Siklus (Cycle Testing):
- Melibatkan kompresi dan dekompresi fender secara berulang (cycling) hingga ribuan kali.
- Bertujuan untuk mengecek ketahanan lelah material dan sambungan fender. Setelah siklus, fender diuji ulang untuk memastikan Ea dan Rf tidak menurun drastis.
- Pengujian Toleransi Dimensi:Mengukur dimensi fisik fender (tinggi, diameter, ketebalan dinding) untuk memastikan semuanya berada dalam batas toleransi yang dispesifikasikan dalam gambar teknik.
Dengan menjalankan serangkaian pengujian ini, baik pembeli maupun regulator dapat memastikan bahwa rubber fender yang dipasang akan berfungsi sesuai desain, melindungi kapal dan struktur dermaga selama masa pakainya.
![]() |
| Rubber Fender - MPM Perkasa |
Ukuran dan Dimensi Rubber Fender Berdasarkan Tipe
1. Rubber Fender V (Arch Fender)
Rubber Fender V, atau sering disebut Arch Fender, dinamakan
demikian karena penampang melintangnya yang berbentuk busur atau huruf 'V'.
Ukurannya distandardisasi berdasarkan tinggi nominal (H) dan lebar bentang (W).
Tinggi nominal (H) adalah dimensi paling penting dan biasanya berkisar dari 200
mm hingga 1.000 mm. Sementara itu, bentang lebarnya (W) bervariasi, misalnya
untuk tinggi 800 mm, bentangnya bisa mencapai 800 mm juga.
Fender ini juga memiliki berbagai panjang (L), yang dapat
disesuaikan kebutuhan atau dipotong dari cetakan panjang. Dimensi-dimensi ini
memungkinkan fender tipe V untuk memberikan kinerja yang solid dan sederhana,
dengan kapasitas energi serap yang baik, sehingga populer di banyak dermaga
serbaguna.
![]() |
| Tabel Rubber Fender V |
2. Rubber Fender D
Rubber Fender D adalah tipe fender yang memiliki penampang
berbentuk huruf 'D', dengan satu sisi rata yang dipasang ke dermaga. Tipe ini
dikenal karena kemudahannya dipasang menggunakan baut yang menembus bagian
tengahnya. Ukurannya ditentukan oleh tinggi (H) atau diameter luar (D) dan
diameter dalam (d), yang menentukan ketebalan dinding karetnya. Ukuran diameter
luar (D) umumnya berkisar dari 150 mm hingga 500 mm.
Contoh standar yang umum digunakan adalah D 250 x 125, yang
berarti memiliki diameter luar 250 mm dan diameter dalam 125 mm, menyisakan
ketebalan dinding karet 62.5 mm. Semakin besar diameter dan ketebalan
dindingnya, semakin tinggi kapasitas energi serapnya. Tipe D sering digunakan
pada jetty kecil, dermaga kapal tunda, atau sebagai perlindungan sekunder.
![]() |
| Tabel Rubber Fender D |
3. Rubber Fender Cone
Rubber Fender Cone adalah salah satu tipe fender paling
canggih dan berkapasitas tinggi. Ukurannya didominasi oleh diameter dasar (Base
Diameter/D) dan tinggi nominal (H). Dimensi tingginya (H) umumnya berkisar dari
500 mm hingga 2.000 mm. Ukuran kuncinya adalah rasio antara diameter dasar dan
tingginya.
Misalnya, Rubber Fender Cone 1500H berarti memiliki tinggi
1.500 mm. Tipe ini dirancang untuk mencapai defleksi (pemampatan) hingga 70%
dari tinggi nominalnya. Karena kapasitasnya yang ekstrem, Fender ini biasanya
dipasang bersama panel muka (face panel) baja yang dilapisi UHMW-PE, yang
ukurannya harus proporsional dengan tinggi fender untuk mendistribusikan gaya
reaksi secara efektif.
![]() |
| Tabel Rubber Fender Cone |
4. Rubber Fender Cell
Rubber Fender Cell adalah tipe fender berkapasitas tinggi
lainnya yang memiliki bentuk silinder berongga dengan satu sisi terbuka,
menyerupai sel. Ukuran utamanya ditentukan oleh tinggi nominal (H), dengan
diameter luar yang melebar. Tinggi (H) biasanya dimulai dari 400 mm hingga
2.500 mm atau lebih.
Contoh penamaannya adalah CL-MPM 2000H, menunjukkan tinggi
2.000 mm. Kapasitas energi serap fender ini sangat sensitif terhadap rasio
antara tinggi dan diameter luar. Sama seperti Rubber Fender Cone, tipe ini
selalu dipasang dengan panel muka yang lebih besar daripada fender itu sendiri,
untuk menampung pergerakan sudut kapal selama penambatan dan menyebarkan
tekanan kontak ke lambung kapal.
![]() |
| Tabel Rubber Fender Cell |
5. Rubber Fender Square
Rubber Fender Square adalah fender dengan penampang
berbentuk persegi atau persegi panjang. Tipe ini dikenal karena kekuatan dan
ketahanannya terhadap abrasi dan pemakaian yang kasar. Ukurannya didefinisikan
oleh lebar (W) dan kedalaman (T) penampang, serta diameter lubang (d) jika ada.
Dimensi lebarnya (W) dan kedalamannya (T) dapat bervariasi, mulai dari 100 mm x
100 mm hingga 400 mm x 400 mm.
Fender ini sering dipasang pada sudut-sudut dermaga atau
pada tug boat dan kapal kecil yang membutuhkan perlindungan kuat tanpa
memerlukan defleksi besar. Mereka menawarkan kinerja energi serap yang lebih
rendah dibandingkan Rubber Fender Cell atau Cone, tetapi unggul dalam daya
tahan fisik yang ekstrem dan instalasi yang relatif mudah.
![]() |
| Tabel Rubber Fender Square |
6. Rubber Fender Cylinder (Silinder)
Rubber Fender Cylinder (atau Cylindrical Fender) adalah tipe
fender yang paling sederhana dan paling umum digunakan. Seperti namanya, ia
memiliki penampang melintang berbentuk lingkaran (silinder berongga). Ukuran
utamanya ditentukan oleh diameter luar (OD) dan diameter dalam (ID).
Diameter luar (OD) fender silinder umumnya berkisar dari 200
mm hingga 2.000 mm. Sementara itu, diameter dalam (ID)-nya harus cukup besar
untuk mengakomodasi rantai, kabel, atau pipa baja yang digunakan untuk
pemasangannya. Rasio antara OD dan ID (misalnya, OD/ID = 2:1 atau 3:1) sangat
memengaruhi kinerja fender. Semakin kecil ID relatif terhadap OD, semakin tebal
dinding karetnya, yang berarti fender akan memiliki kapasitas energi serap yang
lebih tinggi tetapi menghasilkan gaya reaksi yang lebih besar.
![]() |
| Tabel Rubber Fender Cylinder |
Aplikasi Spesifik Rubber Fender di Industri Kepelabuhanan
Aplikasi rubber fender di industri kepelabuhanan sangat luas
dan spesifik, disesuaikan dengan jenis kapal, kondisi operasional, dan struktur
dermaga yang berbeda-beda. Pemilihan fender yang tepat adalah kunci untuk
memastikan efisiensi sandar dan keselamatan jangka panjang.
1. Pelabuhan Petikemas (Container Terminal)
Pelabuhan petikemas melayani kapal kontainer besar
(Post-Panamax hingga Ultra Large Container Vessels - ULCV) yang memiliki
lambung relatif kaku dan membutuhkan kecepatan turnaround yang tinggi.
a. Persyaratan Kunci: Kebutuhan akan penyerapan energi yang
sangat tinggi dengan gaya reaksi yang terkontrol untuk melindungi lambung kapal
yang berharga dan struktur dermaga yang masif. Dermaga kontainer sering kali
memiliki struktur yang sangat kuat (kaku).
b. Jenis Fender yang Digunakan:
- Rubber Fender Cone: Ini adalah pilihan utama. Mereka menawarkan rasio Ea/Rf yang superior, memungkinkan penyerapan energi yang besar dengan tekanan kontak terendah. Pemasangannya stabil dan efisien, bahkan di bawah kondisi sandar miring.
- Rubber Fender Cell: Digunakan sebagai alternatif kinerja tinggi yang sangat andal, meskipun rasio Ea/Rf sedikit lebih rendah daripada Rubber Fender Cone.
c. Aksesoris: Selalu dilengkapi dengan Panel Baja besar berlapis
UHMW-PE untuk mendistribusikan beban ke area lambung yang luas.
2. Pelabuhan Tanker Minyak dan Gas (Oil & Gas Terminals)
Pelabuhan ini melayani kapal tanker minyak mentah (VLCC,
ULCC), kapal pengangkut gas alam cair (LNG), dan kapal pengangkut bahan kimia.
Kapal-kapal ini umumnya besar, berat, dan memiliki lambung yang sensitif
terhadap tekanan kontak.
a. Persyaratan Kunci: Gaya Reaksi yang sangat rendah (low
reaction force) adalah prioritas utama untuk menghindari tegangan berlebih pada
struktur lambung tanker yang biasanya tipis dan potensi kerusakan pada pipa.
Kapal tanker sering kali harus sandar dengan lambat dan dikendalikan dengan
tugboat di lokasi yang terkena gelombang atau arus.
b. Jenis Fender yang Digunakan:
Rubber Fender Pneumatic: Ini adalah aplikasi paling
spesifik. Fender ini menyerap energi menggunakan udara bertekanan, menghasilkan
gaya reaksi terendah di antara semua jenis fender. Mereka mengapung dan
bergerak seiring pasang surut, ideal untuk terminal laut dalam (offshore) atau
Single Point Mooring (SPM).
c. Aksesoris: Seringkali diikat dengan rantai dan ban untuk
mempertahankan posisi horizontal/vertikal yang stabil.
3. Pelabuhan Curah (Bulk Terminals)
Pelabuhan ini menangani kargo curah seperti batu bara,
bijih, dan gandum, melayani kapal bulk carrier.
a. Persyaratan Kunci: Kebutuhan akan fender yang kuat, tahan
abrasi tinggi, dan mampu mengakomodasi variasi ukuran kapal dari Handymax
hingga Capesize. Dermaga sering kali terpapar debu curah.
b. Jenis Fender yang Digunakan:
- Rubber Fender V: Merupakan pilihan yang ekonomis dan kuat. Mudah dipasang dan memiliki daya tahan yang sangat baik terhadap gesekan dan keausan fisik. Fender ini menawarkan rasio kinerja yang moderat namun sangat andal.
- Rubber Fender Cylinder: Digunakan untuk kapal curah yang lebih kecil atau di area low-impact pada dermaga yang lebih tua.
4. Pelabuhan Ferry, Kapal Penumpang, dan Ro-Ro
(Roll-on/Roll-off)
Terminal ini memiliki operasi yang cepat dan berulang,
seringkali dengan kondisi sandar yang kurang terkontrol (terutama kapal ferry).
a. Persyaratan Kunci: Fender harus mampu menahan impact yang
sering terjadi dan memiliki lapisan pelindung yang tinggi pada permukaan
sandar. Desain harus mengakomodasi perbedaan tinggi antara deck kapal (rampa)
dan dermaga.
b. Jenis Fender yang Digunakan:
- Rubber Fender D dan Rubber Fender Square: Dipasang secara horizontal atau vertikal, fender ini menawarkan profil yang solid dan ketahanan benturan berulang yang sangat baik, ideal untuk melindungi sudut dan tepi dermaga dari benturan yang sering dan tidak terhindarkan.
- Rubber Fender Cell/Cone: Dipasang di bagian utama berthing untuk menyerap energi benturan frontal.
Terminal Ro-Ro sering menggunakan fender yang
dipasang secara vertikal untuk melindungi sisi dermaga tempat kapal menurunkan
ramp mereka.
5. Dermaga dan Jeti Kapal Nelayan dan Perahu Kecil
Fender di sini digunakan untuk melindungi struktur yang
lebih ringan dan perahu yang lebih kecil (tugs dan supply vessels).
a. Persyaratan Kunci: Biaya efektif, pemasangan mudah, dan
perlindungan tepi dermaga. Kapal yang sandar memiliki energi kinetik yang
relatif sangat rendah.
b. Jenis Fender yang Digunakan:
- Rubber Fender Cylinder: Solusi yang paling umum dan ekonomis.
- Rubber Fender D: Dipasang di sepanjang tepi dermaga untuk memberikan perlindungan kontinu.
Secara keseluruhan, aplikasi rubber fender di industri kepelabuhanan adalah tentang pencocokan karakteristik kinerja fender (Ea dan Rf) dengan kebutuhan spesifik operasi sandar dan batasan desain kapal. Kegagalan dalam mencocokkan ini dapat mengakibatkan kerusakan serius pada kapal dan downtime operasional yang mahal.
![]() |
| Rubber Fender - MPM Perkasa |
Panduan Memilih Rubber Fender yang Tepat
Memilih rubber fender yang tepat adalah keputusan krusial
untuk memastikan perlindungan optimal bagi kapal dan struktur dermaga. Proses
ini melibatkan evaluasi cermat terhadap beberapa faktor kunci, dimulai dengan
analisis energi dan gaya reaksi yang dibutuhkan.
1. Analisis Energi dan Kapasitas
Langkah pertama adalah menentukan jumlah energi benturan
(impact energy) yang akan diserap oleh fender saat kapal berlabuh. Perhitungan
ini bergantung pada ukuran dan berat kapal (tonase), kecepatan pendekatan
(approach velocity), sudut pendekatan, dan kondisi lingkungan seperti arus,
angin, dan pasang surut. Energi benturan yang terhitung harus lebih kecil atau
sama dengan kapasitas energi serap (energy absorption/EA) dari fender yang
dipilih. Selain itu, gaya reaksi (reaction force/RF) yang dihasilkan oleh
fender saat menyerap energi tidak boleh melebihi batas desain yang diizinkan
oleh struktur dermaga (trestle atau deck). Oleh karena itu, fender harus
memiliki rasio EA/RF yang optimal.
2. Mempertimbangkan Tipe Kapal dan Dermaga
Selanjutnya, pertimbangkan tipe kapal yang paling sering
berlabuh (misalnya, kapal kontainer, tanker, kapal feri, atau kapal tunda).
Kapal dengan lambung (hull) yang lebih tinggi mungkin membutuhkan fender dengan
ketinggian yang lebih besar, atau fender yang dipasang secara vertikal. Tipe
dermaga (dermaga apung atau dermaga tetap) juga mempengaruhi pilihan. Misalnya,
untuk dermaga dengan pasang surut air yang ekstrem, fender harus dirancang
untuk dapat bekerja secara efektif pada semua tingkat air, mungkin memerlukan
instalasi fender tipe sel (Cell Type) atau tipe kerucut (Cone Type) dengan
performa tinggi, atau beberapa baris fender horizontal.
3. Pemilihan Tipe dan Material Fender
Setelah kebutuhan energi dan batasan gaya reaksi diketahui,
pilih tipe rubber fender yang paling sesuai. Pilihan umum meliputi:
- Rubber Fender Cone: Memberikan kinerja energi tinggi dengan gaya reaksi rendah, ideal untuk dermaga besar.
- Rubber Fender Cell: Kapasitas energi tinggi, sering digunakan di pelabuhan dengan lalu lintas padat.
- Rubbber Fender V: Kuat dan sederhana, cocok untuk dermaga umum dan kapal berukuran sedang.
- Rubber Fender Cylindrical: Paling serbaguna dan ekonomis, baik untuk kapal kecil hingga menengah.
Pastikan material karet yang digunakan memiliki kualitas tinggi (misalnya, Grade EPDM, SBR) dengan ketahanan terhadap sinar UV, air laut, dan ozon yang baik, untuk menjamin umur pakai (service life) yang panjang dan meminimalkan biaya perawatan.
4. Perancangan dan Instalasi
Langkah terakhir melibatkan perancangan sistem instalasi fender, termasuk pemilihan panel muka (face panel) dan bantalan (pad) dengan faktor gesekan rendah (low friction), seperti UHMW-PE. Panel ini mendistribusikan gaya reaksi ke lambung kapal secara lebih merata. Seluruh sistem harus dirancang dan dipasang sesuai dengan standar industri (misalnya, PIANC atau standar pelabuhan lokal) untuk memastikan keamanan dan efisiensi operasional dermaga.
Proses Instalasi Rubber Fender
Instalasi Rubber Fender pada dermaga adalah proses teknis
yang harus dilaksanakan secara cermat untuk menjamin kinerja maksimal fender
dan umur pakai struktur yang panjang. Proses ini umumnya melibatkan empat
tahapan utama: Persiapan, Pemasangan Angkur, Penempatan Fender, dan Pemasangan
Panel Muka.
1. Persiapan Lokasi dan Penandaan
Langkah awal adalah persiapan lokasi. Area instalasi pada
struktur dermaga (beton atau baja) harus bersih dari kotoran, minyak, atau
cacat permukaan. Selanjutnya, teknisi akan melakukan pengukuran dan penandaan
(marking) yang akurat. Titik-titik lokasi bor untuk angkur dan orientasi fender
ditandai sesuai dengan gambar kerja (shop drawing). Akurasi penandaan sangat
penting karena menentukan sejajarnya fender dan distribusi gaya reaksi di masa
depan.
2. Pemasangan Angkur dan Struktur Pendukung
Tahap berikutnya adalah pengeboran lubang angkur pada
dermaga. Kedalaman dan diameter lubang harus sesuai dengan spesifikasi angkur
yang digunakan (biasanya angkur chemical atau angkur mekanikal berkekuatan
tinggi). Setelah lubang dibersihkan dari debu, angkur dipasang dan
dikencangkan. Jika fender yang dipasang adalah tipe yang memerlukan struktur
pendukung (seperti bingkai baja) untuk panel muka, struktur ini akan dipasang
dan dilas/dibaut ke dermaga terlebih dahulu menggunakan angkur sekunder yang lebih
kecil.
3. Penempatan dan Pemasangan Unit Fender
Setelah angkur dan struktur pendukung terpasang kokoh, unit
rubber fender diangkat dan ditempatkan pada posisinya. Untuk fender tipe berat
seperti Cell atau Cone, pengangkatan menggunakan crane atau hoist sangat
diperlukan. Fender diposisikan sehingga lubang-lubang pada badan karet sejajar
sempurna dengan angkur yang telah terpasang di dermaga. Mur atau baut utama
kemudian dipasang dan dikencangkan pada angkur, memastikan tekanan pengencangan
(torque) sesuai standar pabrikan untuk menghindari deformasi berlebihan pada
karet atau kegagalan angkur.
4. Pemasangan Panel Muka (Face Panel)
Tahap terakhir adalah pemasangan panel muka (face panel), yang biasanya terbuat dari baja yang dilapisi dengan bantalan UHMW-PE (Ultra High Molecular Weight Polyethylene). Panel muka dipasang di bagian depan unit fender menggunakan rantai atau tali baja (sling) dan baut. Bantalan UHMW-PE berfungsi untuk mengurangi koefisien gesek antara fender dan lambung kapal. Setelah semua komponen terpasang dan dikencangkan, dilakukan inspeksi akhir untuk memverifikasi kesesuaian dengan desain, memastikan tidak ada celah yang tidak diinginkan, dan seluruh sistem siap beroperasi.
![]() |
| Rubber Fender - MPM Perkasa |
Perawatan dan Pemeliharaan (Maintenance) Rubber Fender
Perawatan dan pemeliharaan rutin pada sistem Rubber Fender
adalah faktor kunci untuk memastikan umur operasional yang panjang, efektivitas
perlindungan, dan keamanan di dermaga. Pemeliharaan yang tepat dapat mencegah
kegagalan dini yang disebabkan oleh korosi, keausan, atau kerusakan akibat
benturan berlebihan.
1. Program Inspeksi Berkala
Inti dari perawatan yang efektif adalah inspeksi berkala
yang dibagi menjadi dua kategori utama: visual dan detail. Inspeksi visual
harian atau mingguan harus dilakukan oleh staf operasional dermaga untuk
mendeteksi kerusakan yang jelas akibat insiden penambatan atau benturan tak
terduga (misalnya, fender miring, baut hilang, atau retakan besar pada karet).
Sementara itu, inspeksi detail (lebih mendalam) harus dilakukan oleh teknisi
ahli setiap 6 hingga 12 bulan. Inspeksi detail mencakup pengukuran deformasi,
pengujian kekencangan baut, dan pemeriksaan korosi pada komponen baja.
2. Fokus Perawatan Komponen Kunci
Perawatan harus difokuskan pada tiga komponen utama sistem
fender:
Unit Karet (Rubber Unit): Periksa adanya retakan parah,
sobekan, atau delaminasi (pemisahan lapisan karet). Kerusakan kecil dapat
ditambal, namun jika retakan menembus inti atau terjadi deformasi permanen yang
signifikan, unit harus segera diganti karena kapasitas energi serapnya telah
berkurang drastis. Pastikan tidak ada lumut atau kotoran yang menumpuk di
permukaan fender.
Komponen Baja (Steel Components): Panel muka (jika ada),
rantai, shackle, dan struktur pendukung harus diperiksa dari tanda-tanda korosi
(karat) yang serius. Korosi melemahkan integritas struktural, yang dapat
menyebabkan panel terlepas saat terjadi benturan. Area yang mengalami korosi
harus dibersihkan dan dilapisi ulang dengan cat pelindung atau galvanization
sesuai spesifikasi.
Baut dan Angkur (Bolts and Anchors): Periksa semua baut dan
angkur untuk memastikan kekencangan yang memadai. Baut yang longgar dapat
menyebabkan pergerakan fender yang tidak terkontrol, merusak karet dan beton
dermaga. Baut yang hilang atau rusak harus diganti dengan spesifikasi yang sama
(biasanya baja tahan karat atau baja galvanized panas).
3. Rencana Aksi Korektif
Jika inspeksi mengidentifikasi masalah, tindakan korektif harus segera diambil. Penggantian bantalan UHMW-PE pada panel muka harus dilakukan ketika ketebalan sisa bantalan sudah mencapai batas minimum yang ditetapkan (misalnya, 50% dari ketebalan asli), karena keausan bantalan akan meningkatkan gesekan dan risiko kerusakan lambung kapal. Pencatatan yang baik mengenai tanggal inspeksi, kondisi fender, dan tindakan perbaikan yang telah dilakukan adalah vital untuk analisis umur aset dan perencanaan anggaran penggantian.
|
Frekuensi |
Aksi
Inspeksi |
Komponen
yang Diperiksa |
Tujuan |
|
Harian/Mingguan |
Inspeksi
Visual Cepat |
Unit Karet,
Panel Muka, Baut |
Deteksi
Kerusakan/Baut Hilang Akibat Insiden |
|
Setiap 6 Bulan |
Inspeksi
Detail dan Pengukuran |
Unit Karet,
Komponen Baja, Angkur |
Deteksi
Retak, Korosi, Deformasi Permanen |
|
Setiap 12 Bulan |
Pemeliharaan
Korektif |
Angkur,
Permukaan Baja |
Pengujian
Kekencangan Torque Baut, Pengecatan Ulang Area Berkarat |
|
Saat Diperlukan |
Penggantian Komponen |
Bantalan
UHMW-PE, Baut Rusak |
Mengganti
Bantalan yang Aus atau Komponen yang Gagal/Rusak |
Kesalahan Umum dalam Memilih Rubber Fender
Proses pemilihan Rubber Fender yang tidak tepat seringkali
menjadi sumber masalah operasional dan finansial jangka panjang bagi pelabuhan.
Ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi, yang perlu dihindari.
1. Perhitungan Energi Benturan yang Tidak Akurat
Kesalahan paling mendasar adalah mengabaikan atau salah
menghitung energi benturan (impact energy) yang sesungguhnya. Banyak pihak
hanya menggunakan tonase kapal (DWT) tanpa mempertimbangkan faktor kritis
lainnya seperti kecepatan pendekatan maksimum (approach velocity) dan koefisien
kelembaman (inertia coefficient) yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan lokasi
dermaga. Memilih fender yang memiliki kapasitas energi serap (EA) terlalu
rendah akan mengakibatkan fender cepat rusak atau, yang lebih parah, merusak
struktur dermaga dan lambung kapal. Sebaliknya, memilih fender dengan EA yang
terlalu tinggi (kapasitas berlebihan) akan menyebabkan pemborosan biaya yang
signifikan.
2. Mengabaikan Gaya Reaksi (Reaction Force)
Kesalahan fatal lainnya adalah fokus berlebihan hanya pada
kapasitas energi, sambil mengabaikan gaya reaksi (RF) yang ditransfer fender ke
dermaga. Gaya reaksi yang dihasilkan saat fender terkompresi tidak boleh
melebihi batas tekanan desain yang dapat ditanggung oleh struktur dermaga
(beton atau tiang pancang). Jika gaya reaksi terlalu besar, hal ini dapat
menyebabkan kerusakan struktural pada dermaga dalam jangka waktu tertentu.
Pemilihan fender modern seperti tipe Cone yang memiliki rasio EA/RF tinggi sangat
penting untuk mengatasi masalah ini, terutama pada dermaga dengan batasan
struktural yang ketat.
3. Pemilihan Tipe Fender yang Tidak Sesuai
Kesalahan umum ketiga adalah memilih tipe fender hanya berdasarkan harga termurah atau kebiasaan lama tanpa mempertimbangkan profil kapal dan rentang pasang surut air. Misalnya, menggunakan fender Arch (DA) yang kaku pada dermaga dengan kapal besar yang memiliki kebutuhan penyerapan energi tinggi, atau menggunakan fender tipe tetap pada dermaga yang mengalami fluktuasi pasang surut air yang ekstrem.
Fluktuasi tinggi memerlukan fender
yang dapat bekerja efektif pada berbagai ketinggian, atau pertimbangan penggunaan
fender apung (Pneumatic) dalam skenario tertentu. Selain itu, kurangnya panel
muka UHMW-PE juga merupakan kesalahan, karena hal itu meningkatkan gesekan dan
tekanan kontak pada lambung kapal.
4. Kualitas Material yang Rendah
Terakhir, memilih fender dengan material karet berkualitas rendah demi menghemat biaya awal. Karet yang tidak tahan terhadap UV, ozon, dan air laut akan mengalami penuaan dini, retak, dan pengerasan, yang secara drastis mengurangi kapasitas energi serapnya hanya dalam waktu beberapa tahun. Investasi pada material berkualitas tinggi sangat penting untuk menjamin umur pakai yang sesuai dengan masa pakai dermaga.
![]() |
| Rubber Fender - MPM Perkasa |
FAQ Tentang Rubber Fender
a. Apa itu Rubber Fender?
Jawaban: Bantalan karet elastis yang dipasang di sisi
dermaga atau quay wall untuk menyerap energi kinetik kapal saat berlabuh
(sandar) dan mencegah kerusakan pada kapal maupun struktur dermaga.
b. Apa fungsi utama Rubber Fender?
Jawaban: Melindungi kapal dan dermaga dengan menyerap energi
benturan, mengurangi gaya reaksi, dan mendistribusikan tekanan kontak secara
merata.
c. Bahan apa yang umum digunakan untuk Rubber Fender?
Jawaban: Karet alam (Natural Rubber/NR) atau karet sintetis
seperti SBR (Styrene Butadiene Rubber), EPDM, atau Poliisoprena, yang dirancang
tahan air laut, ozon, dan UV.
d. Apa itu UHMW-PE Pad pada Rubber Fender?
Jawaban: Bantalan Ultra High Molecular Weight Polyethylene
yang dipasang pada panel muka (face panel) untuk mengurangi koefisien gesek
(gesekan) antara fender dan lambung kapal.
e. Apa jenis angkur yang umum digunakan untuk memasang fender?
Jawaban: angkur mekanikal berkekuatan tinggi (seperti baut J
atau angkur ekspansi yang terbuat dari baja tahan korosi.
f. Apa perbedaan antara Rubber Fender dan Bollard?
A: Rubber Fender adalah energy absorber (benturan). Bollard
adalah mooring anchor (untuk tali tambat kapal). Keduanya penting: fender untuk
impact protection, bollard untuk holding kapal di posisi.
![]() |
| Rubber Fender - MPM Perkasa |
Kesimpulan tentang Rubber Fender
Rubber Fender merupakan komponen esensial dalam
infrastruktur pelabuhan, berfungsi sebagai bantalan peredam kejut yang
terpasang pada struktur dermaga atau quay wall. Fungsi utamanya adalah menyerap
energi kinetik kapal saat berlabuh (sandar) dan mengurangi gaya reaksi yang ditransfer
ke dermaga, sehingga melindungi baik lambung kapal maupun integritas struktural
dermaga dari kerusakan akibat benturan.
Material utama pembuatannya adalah karet alam atau sintetis
(seperti SBR atau EPDM), yang harus memiliki elastisitas tinggi serta ketahanan
superior terhadap kondisi lingkungan maritim seperti air laut, sinar UV, dan
ozon.
Spesifikasi kunci yang wajib diperhatikan dalam pemilihannya
meliputi Kapasitas Energi Serap (Energy Absorption/EA), yang dihitung
berdasarkan tonase kapal dan kecepatan pendekatan, serta Gaya Reaksi (Reaction
Force/RF), yang tidak boleh melebihi batas desain struktur dermaga. Berbagai
tipe fender seperti Cone, Cell, dan Arch menawarkan rasio EA/RF yang berbeda,
disesuaikan dengan kebutuhan lalu lintas kapal. Pemilihan yang tepat didasarkan
pada perhitungan teknis yang akurat untuk memastikan perlindungan optimal dan
efisiensi biaya jangka panjang.
PRODUSEN RUBBER FENDER BERKUALITAS DENGAN HARGA TERJANGKAU DI INDONESIA
Apakah Anda mencari perlindungan dermaga yang andal, tahan
lama, dan hemat biaya? Jangan biarkan risiko benturan kapal merusak aset
berharga Anda!
Mahameru Putra Mandiri Perkasa memahami bahwa integritas
struktur dermaga adalah prioritas utama. Oleh karena itu, kami menawarkan
rangkaian lengkap Rubber Fender—mulai dari Rubber Fender V berkapasitas tinggi,
Rubber Fender Cell yang efisien, hingga Rubber Fender Cell yang kokoh—semuanya
dibuat dari material karet spesifikasi tinggi (UV dan air laut resistant) yang
menjamin umur pakai hingga 25 tahun.
Kenapa memilih kami?
✅Performa Maksimal: Setiap fender kami didukung data teknis
yang menjamin kapasitas energi serap (EA) optimal dan gaya reaksi terkontrol,
sesuai standar PIANC.
✅Solusi Total: Kami menyediakan tidak hanya unit karet,
tetapi juga sistem instalasi lengkap termasuk panel muka UHMW-PE anti-gesek dan
angkur berkualitas.
✅Harga Terbaik, Kualitas Terjamin: Dapatkan fender premium dengan harga yang kompetitif langsung dari pabrik.
Jangan Tunda Lagi! Hubungi tim kami sekarang untuk konsultasi
gratis dan dapatkan penawaran khusus hari ini. Klik tombol di bawah atau
telepon kami, dan pastikan keselamatan operasional dermaga Anda!
Kami Mahameru Putra Mandiri Perkasa memproduksi berbagai macam produk Rubber Fender, seperti Rubber Fender V, Rubber Fender D, Rubber Fender Square, Rubber Fender Cylinder, Rubber Fender Cell, Rubber Fender Cone, Fender Tug Boat, Serta Frontal Frame dan Anchor Bolt.
Kami Mahameru Putra Mandiri Perkasa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri karet konstruksi, besi konstruksi seperti aksesoris pelabuhan, aksesoris jembatan, jalan tol, gedung, dll. Kami memproduksi berbagai macam produk dengan kualitas yang terjamin dengan harga terjangkau.
Account Rekening atas nama Perusahaan (bukan atas nama pribadi). Sehingga menjamin keamanan setiap transaksi dengan konsumen. Informasi dan permintaan penawaran terbaik hubungi kami :
Email : mahameruputramandiri@gmail.com
Call & WA : 082245923265
-Fajar Achmadi-

























